Mendung
| Puisi Asep Perdiansyah
Awan menyapa angin
Saling berkejar-kejaran
Burung berterbangan
Daun berjatuhan
Derai air menetes ke bumi
Lantunan suara katak berbunyi
Duduk termenung sendiri
Rumput hijau menari
Seorang anak kecil berlari
Melihat seekor merpati
Air mata menetes dipipi
Melihat Ibu pertiwi
Melewati jalan tanah merah
Penuh dengan lubang dan air
Menyeberangi sungai
Hampir terputus tali
Inilah perjalanan negeri
Jalan rusak berselimut mimpi
Berenang bagaikan kali
Menyambut sebuah Mentari
Kalimantan Tengah, 22 Oktober 2021
Belahan Jiwa
Karya Asep Perdiansyah
Ada namamu pada setiap detak jantungku
Mengiringi alunan langkahku
Merasuk dalam relung jiwaku
Senyummu selalu dalam pikiranku
Udara sampaikan salam rindu
Lewat rintik hujan sore ini
Membasahi bunga yang bersemi
Hingga menemani mimpi
Berjalan melewati waktu
Bersama dengan dirimu
Membangun cerita
Mengukir sebuah dikenangan
Bahuku siap untuk bersandar
Kakiku menemanimu berjalan
Menggapai angkasa
Mengarungi Samudra
Belahan jiwa
Kau oksigen dalam jantungku
Sebentar saja tanpamu
Maka Aku akan sesak
Hingga menutup mata
Kalimantan Tengah, 22 Oktober 2021
Awan
Karya Asep Perdiansyah
Putih, hitam, dan biru di angkasa
Melirik pepohonan hijau
Bertiup angin menerbangkan debu
Matahari memancarkan kilau
Lukisan awan tergambar di danau
Senada dengan kicau burung
Ikan memacarkan warna emas
Suara katak bersautan
Batu berdiri kokoh di sungai
Terendam dengan dinginnya air
Bunga mulai bermekaran
Menyampaikan senyuman
Semut berbaris di antara rumput
Kupu-kupu hinggap pada bunga
Angin menyapa dedaunan
Kicau burung bersautan
Alam tetaplah lestari
Memberi kesejukan dalam hati
Sebelum Engkau rusak
Bencana menanti
Kalimantan Tengah, 1 November 2021
AIR
Karya Asep Perdiansyah
Air mengalir di sungai
Jernih menawan
Terlihat ikan berwarna-warni
Berlari kesana dan kemari
Air walaupun tinggi
Kau mengalir ketempat yang rendah
Mengairi sawah-sawah
Menyegarkan pohon yang mulai layu
Air kau menyegarkan dahaga
Apa jadinya bumi tanpamu
Lihat kini sungai mulai menghitam
Sampah menjadi temanmu
Salahkan Aku keluarkan Banjir
Salahkah Aku keluarkan Tsunami
Rintik hujan membawa pilu
Semuanya akan kembali ke pencipta Mu
Rindu bermain air terjun
Rindu bermain air laut
Rindu bermain air sungai
Rindu bermain air hujan
Air menenangkan hati
Senandung gemercik dijiwa
Mengobati hati yang terluka
Hingga nafas ini akan terhenti
Kalimantan Tengah, 21 Oktober 2021
Rindu
Karya Asep Perdiansyah
Sunyi memandang tetes air hujan
Mengalir gemercik diselokan
Angin berhembus membelai ikan
Salam rindu yang tak tersampaikan
Udara menemani bayangan
Senyum manis dalam angan
Daun hijau berjatuhan
Senja indah berselimut awan
Deraian air mata tak tertahan
Jatuh dengan perlahan
Senandung lagu tercurahkan
Sendiri berselimut hutan
Inilah sebuah perjalanan
Menggapai sebuah tujuan
Akan menjadi kenangan
Tak terlupakan dimasa depan
Kalimantan Tengah, 13 Oktober 2021
Biodata
Asep Perdiansyah, S.Pd., M.Pd., Gr. lahir di Panjang, 03 Februari 1989. Riwayat pendidikan S1 FKIP Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung dan S2 Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (MPBSI) Universitas Lampung. Karya-karya puisi telah dimuat di media lokal dan nasional. Beberapa buku antologi puisinya “Cerita Tentang Kita”, “Di Ujung Jalan”, dan “Time Line”. Seorang Kepala SMK Maharati Kalimanatan Tengah. Juara Kepala Sekolah Berprestasi Jenjang SMK Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2021. Finalis Pekan Inovasi Guru yang diselenggarakan oleh Yayasan Astra Michael D. Ruslim 2021.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024