tiga puluh September
tepat tengah malam
saat mimpi mulai terbenam
pekat menjadi selimut
hening merayap di tangga-tangga langit
bagi jiwa-jiwa yang suci
malam adalah rindu
tempat kasih berpulang
jumpai Rukmini pada denyut nadi
siapa sangka
di saat senyap
sejarah telah bersiap
mencatat tragedi; paling keji
seorang kapten yang tertidur
dalam pelukan surat-surat cinta
harus tercerai
dari mimpi
cakrabirawa telah melenyapkan
puisi-puisi kekasih
rima-rima dipatahkan
air mata mengalir menuju takdir
simbah darah adalah pisau pemutus
jalinan Piere-Rukimi pupus
bukan kasih tak abadi
hanya janji yang tak ditepati
janur kuning menjadi kering
karena denyut perlahan hening
Tangerang, 02 Oktober 2025
4 Komentar
Keren kak 🥳
BalasHapusTerima kasih, kak. Mohon krisannya kak
HapusKereeen... 🫰
BalasHapusPanutan menang ya Rabb
BalasHapusLingkar literasi, sastra, dan seni budaya Asia Tenggara serumpun Bahasa.