Remaja adalah masa transisi antara anak anak menuju dewasa. Masa ini adalah masa yang sangat menentukan akan kehidupan manusia dewasa ke depannya. Perilaku seorang remaja terdiri dari beberapa tahap diantaranya perilaku kognitif, sosioemosional dan seksual. Perilaku kognitif adalah perilaku yang ditandai dengan pola pikir dari remaja itu sendiri. Sementara perilaku sosioemosional adalah tindakan yang berkaitan dengan emosi dan juga bagaimana cara remaja itu berinteraksi dengan kehidupan sosialnya tersebut. Perilaku seksual adalah suatu tindakan yang berkaitan dengan cara bagaimana remaja itu menjalin suatu hubungan dengan lawan jenisnya atau sering disebut pacaran. Hal semacam ini akan dirasakan oleh para remaja pada masa puberitas.
Kebanyakan remaja sekarang juga tidak peduli dengan kebersihan alias jorok. Mereka tidak peduli dengan kebersihan diri dan lingkungan sendiri, jangankan membantu mencuci piring dan mencuci baju sendiri, untuk mandi pun kadang mereka malas. Remaja pada geerasi sekarang ini sudah serba instan mau enak dan praktis saja, apalagi di zaman digita ini, hampir semua kebutuhannya dilayani dan tahu beres. Hanya dengan gawai di tangan, dia bisa memesan dan membeli apa saja tanpa bergerak dari kamarnya. Kenapa bisa begitu? Karena tenologi dan zaan yang semaki berkembang, seingga mengubah pola kehidupan remaja dan hampir semua manusia saat ini.
Nah, dalam masalah ini, siapakah yang salah? Bisa saja, orang tua, sekolah dan masyrakat serta pemerintah. Salah satunya adalah peran orag tua yang paling utama, yaitu mengenai pola asuh orang tua dalam membersamai anak remajanya. Banyak orang tua saat ini yang tidak mau belajar parenting, jadi cenderung melayani semua kebutuhan anak-anaknya tanpa memikirkan apa akibat dari kesalahan pola asuh yang mereka lakukan. Misalnya saja, anak yang sudah terbiasa dilayani maka akan muncu sifat-sifat yang di atas. Manja, tidak peduli, mau tau beres saja tanpa berusaha untuk mendapatkan sesuatu dengan tangan sendiri.
Kebanyakan orang tua sekarang banyak menuntut anak belajar dan belajar. Mereka harus les ini les itu dan semua divasilitasi dan tahu beres saja. Sementara mereka lupa untuk mengajarkan anak-anak mereka bagaimana berusaha untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mengajarkan mereka bagaimana menjadi sosok yang bertanggung jawab dengan dirinya sendiri, disiplin terhadap waktu dan kegiatannya. Kurangnya kasih sayang dan sentuhan yang diberikan oleh orang tua menyebabkan para milenial ini mencari sosok lain di luar diri merkeka dan menjadikan mereka sosok yang liar dan bebas.
Apalah lagi hidup di zaman sekarang, tidak akan terpenuhi semua kebutuhan jika hanya satu orang saja dari orang tua yang bekerja, maka mau tidak mau para orang tua akan memvasilitasi anak-anak mereka dengan semua kebutuhan yang mereka mau, tanpa mencari tahu buat apa dan apa akibat dari semua fasilitas yang diberikan tersebut. Ini adalah tugas kita semua untuk membendungnya dan mengaturnya kembali dari awal. Jangan karena lepas kontrolnya kita sebagai orang tua menyebabkan generasi kita akan terjerumus ke jurang yang akan kita sesali seumur hidup.
Kita sekarang ini memang tidak bisa lepas dari yang namanya teknologi dan social media. Bahkan social media sudah menjadi bagian dari diri setiap individu. Siapa yang sekarang tidak memiliki gawai di rumahnya, bukan hanya satu bahkan setiap individu di rumahnya sudah mempunyai gawai dan mempunyai akun media social. Apapun yang kita lakukan biasanya akan di update di media social masing-masing. Apa saja kegiatan yang dilakukan wajib dan harus posting dulu, seperti mau makan, foto dulu dan diposting, pergi jalan-jalan, mau tidur, dan apa saja yang mau dilakukan akan diposting dulu di media sosial masing-masing yang tujuannya hanya untuk mendapatkan like atau komentar dari pada netizen.
Tidak bisa kita pungkiri semakin maju teknologi, maka akan semakin bermunculanlah berbagai macam media social yang digunakan seperti facebook, twitter, snpacaht, watsapp, line,ig dan lain-lainnya. Semua media social in sangat mudah diakses oleh semua orang, baik dewasa,orang tua maupun anak-anak zaman now atau generasi Z sering juga disebut generasi micin. Banyak diantara mereka generasi milenial ini menggunakan media social tanpa control dan salah arah. Sehinggaakan meyebabkan kerugian kepada mereka sendiri. Mereka bermedia social sudah melampaui batas kesopanan dan kewajaran dalam penggunaannya.
Bagaimanapun dampak positif dan negatif selalu menyertai setiap munculnya teknologi. Semua tergantung bagaimana cara kita mampu menyikapinya dan bagaimana menggunakannya dengan hal-hal yang baik. Gunakanlah media social kita sesuai dengan kebutuhan saja. Tidak bisa dipungkiri sebagai pusat informasi yang terupdate, digitalisasi sekarang menunjang semua kreativitas kehidupan manusia. Sebut saja di kantor-kantor, hampir semua dinas, memiliki beberapa grup dalam setiap bidangnya, dan informasi yang disampaikan juga melalui grup tersebut. Mau tidak mau atau suka tidak suka, kita harus meggunakan teknologi tersebut, kalau tidak tentu kita akan ketinggalan informasi.
Hal yang hatus kita sikapi adalah kecanduan gawai bagi para remaja. Tidak tertutup kemungkinan juga orang dewasa dan orang tua. Lihatlah dan sadarilah sendiri setiap berapa menit kita memegang gawai kita dalam satu hari, kalau ketinggaln gawai rasanya ada yang hilang dalam hidup, jika gawai mati susah dan pusing mencari carger. Dan banyak hal yang membuat oarng menjadi panik dengan teknologi yang satu ini. Belum lagi para milenial yang lepas control oleh orang tua dan keluarga. Mereka akan merasa bebas megakses semua yang ada di dalam gawainya.
Banyak positifnya namun, bagi generasi Z tetap yang akan dicari dan membuat mereka penasaran adalah hal yang negatifnya. Sebut saja konten porno, gambar-gambar dan vidio-vidio ekstrim yang ditampilkan di youtube, dan masih banyak lagi hal negative lainnya yang bisa memengaruhi kehidupan mereka para remaja di zaman ini. Belum lagi aplikasi tiktok yang menjadi konsumsi para remaja saat ini, mereka akan melakukan gerakan dan tarian di tiktok dimanapun, dengan alasan membuat konten yang menarik dan unik, mereka rela melakukan atraksi di berbagai tepat ekstrim dan berbahaya, demi utuk bayak di tonton dan tapil di fyp setiap penggunanya. Tugas kita sebagai orang tua membatasi penggunaan gawai pada remaja saat ini, gunakanlah gawai juga untuk hal yang positif, untuk melihat informasi, pelajaran dan berbagai aplikasi pembelajaran yang juga sangat banyak manfaatnya.
Biodata Penulis
Dilla, S.Pd. lahir di Bukittinggi, pada tanggal 8 Juni 1981. Beralamat di Jl. H. Abdul Manan No. 49, Simpang Guguk Bulek, Bukittinggi. Saat ini mengajar di SMPN 2 Bukittinggi. Telah menerbitkan 3 buku tunggal dan puluhan buku antologi. Penulis bisa dihubungi melalui email, dillaspd6@gmail.com, facebook: Espede Dilla, Instagram: @dilla.spd dan telegram: dilla S.Pd blog: www.dillaspd.my.id Nomor Kontak dan WA : 081363320742
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313