005

header ads

Puisi EDDY PRANATA PNP

Eddy Pranata PNP


MUSAFIR YANG MENCARI ALAMAT 


DI PUNGGUNG ORANG-ORANG PAPA 


-Kang Ahmad Tohari




ia telah bertahun-tahun, nyaris sepanjang usia-- melangkah 


di jalan sunyi dan terjal, jalan yang mendaki tegak, 


menurun curam, menikung tajam, tetapi sungguh tak kenal lelah, 


tak pernah jenuh pada keringat yang menetes, 


ia tatap matahari dan rengkuh rembulan





daun-daun zikir, ilalang merunduk, batu-batu berdegup, angin bukit 


menampar-nampar liar, ia; musafir itu-- mengitari desa kecilnya lalu 


menerabas keramaian kota hingga jauh, amat jauh mencari alamat 


di punggung orang-orang papa, orang-orang miskin yang bertarung 


dengan keras hidupnya, orang-orang tertindas dan terpinggirkan




di punggung orang-orang papa itulah, musafir itu selalu takjub, 


trenyuh, dan tak jarang hingga tetes air mata-- ia temukan 


alamat yang selalu sangat dirindukan; rumah Allah; sejuk bercahaya




ia sujud sedalam-dalamnya, lalu duduk dengan mata berkaca-kaca, 


tangannya gemetar mencatat sejarah dan kisah selama bertualang 


di jalan sunyi dengan doa-doa panjang




: "aku telah abadi, memilih alamat di punggung orang-orang papa!"




kekasih, sesungguhnya, apakah ini yang dinamakan inti hidup? 


setulus-tulusnya terus memungut kata-kata, menyimpulkannya 


ke dalam jantung-hati!




Jaspinka, 29 Januari 2022

 

Eddy Pranata PNP— ketua Jaspinka (Jaringan Sastra Pinggir Kali) Cirebah, Banyumas Barat, Indonesia. Buku kumpulan puisi tunggalnya: Improvisasi Sunyi (1997), Sajak-sajak Perih Berhamburan di Udara (2012), Bila Jasadku Kaumasukkan ke Liang Kubur (2015), Ombak Menjilat Runcing Karang (2016), Abadi dalam Puisi (2017), Jejak Matahari Ombak Cahaya (2019), Tembilang, (2021)







Posting Komentar

0 Komentar