Untuk Aku
Percayalah
Sulit pasti surut
Sakit pasti hanyut
Berat pasti larut
Tangis pasti manis
Tulus pasti lunas
Patah pasti sembuh
Rapuh pasti pulih
Jatuh pasti tumbuh
Sungguh pasti berbuah
Setia pasti berbunga
Luka pasti bermakna
Air mata pasti bercahaya
Duka pasti sementara
Sukacita pasti ada
Sabar pasti subur
Gugur pasti mekar
Kelam pasti terbenam
Malam pasti tenggelam
Pagi pasti kembali
Duri pasti berarti
Api pasti mati
Sunyi pasti pergi
Kasih pasti melebihi
Kehilangan pasti ditemukan
Bimbang pasti tenang
Berjuang pasti memang
Cinta pasti selamanya
Doa-doa pasti nyata
Tuhan pasti tolong dan
Semu itu pasti di dalam waktu.
Ambon, 26 Juli 2023
Anugerah Tak Bersalah
Dia adalah anugerah yang lahir dari rahim surga
Buah hati dari sperma yang mengalir dari rasa cinta
Di atas kata-kata mesra yang penuh dosa.
Dia bukan barang atau sampah yang menjadi alasan
Untuk dibuang tanpa kasih setitik-pun setelah kepuasan yang terpuaskan
Bukankah ada cinta yang membawanya datang ke dunia
Lewat ucapan dan kecupan dalam lantunan perasaan
yang diutarakan laki-laki dan perempuan dalam hubungan
di selokan kemesraan dan pelukan-pelukan
Bukankah dia ada dari sebuah tumpukan cinta
Tapi mengapa dan kenapa
Dia dibuang tanpa rasa kasih
Dia hanya kertas putih yang polos
Yang belum sedikitpun tergores,
Kemanakah cinta yang katanya tulus
Apa salahnya ?
Apa dosanya ?
Dimana cinta yang memanggilnya datang ke dunia
Dimana kata cinta itu
Kemana mereka yang bercinta itu
Dimana ayahnya ?
Dimana ibunya ?
Tangisannya tak terjawab
Mereka tidak bertanggung jawab
Badannya yang mulus dan juga halus sudah terkupas dan habis
Air matanya menetes bersatu dengan gerimis
Mulutnya terbuka dalam suara yang terbatas
Setelah haus datang membungkus tubuhnya yang manis,
Sampai dia harus merasa haus, dia menangis
Dibakar hangus matahari yang panas sampai
nafas terakhir terhembus sampai habis.
Mengapa dia telanjang, dimanakah rasa sayang,
Apakan cuma ada rasa sayang yang menjadi gairah ibu dan ayahnya telanjang di kaca-kaca gedung yang menjulang dan juga malam-malam yang panjang.
Kemana hilangnya mereka yang bercinta
Dimana ketulusan, pelukan, sentuhan dan cinta
Apakah semua itu hanya mekar di ranjang sengama.
Ambon, 30 Mei 2023
SAKSI MATA HATI
Ratusan ribu juta air mata di tenggelam pada kata merdeka
Pancasila di dalam manusia bagikan kata tanpa makna
Saksi mata hati yang terluka menguraikan
Malam yang suram itu merangkum semua dendam pada hukum
yang dijual seperti bayam di pasar hakim. Petang menyiapkan pedang untuk menantang tembok kebohongan. Siang masih berjuang dengan jantung yang bolong di tusuk rupiah yang tajam dalam gedung yang di sebut agung. Sedangkan pagi menyalakan api di tungku nurani membakar diskriminasi yang begitu ramai.
Pantai menangis mengetahui tentang hak asasi yang dikorupsi,
Sementara itu arus mengikis kulit pasir yang miskin,
Ombak kencang bertekuk lutut di atas penguasa yang cerdik
Sampai karang itu merdeka dalam lautan yang binasa.
Di jalanan yang luas, hutan masih dirampas dengan jas dan wajah yang egois. jalur yang mujur perlu nota berbayar dan perempatan sengsara dengan perencanaan. Kemacetan itu menyaksikan berita penindasan di pertigaan bernama keputusan.
Lagu mengubur ratusan ribu juta pilu yang menempel di tanah.
Nada berbunyi derita mengalir dari manusia yang tersiksa dan
Piano mengukir angka nol di balik suara pidato. rakyat bernyanyi dan vokal yang keluar adalah kesal yang meminta adil.
Ambon, 18 Agustus 2023.
_____________________________________________________
Aldian Dahoklory, pria kelahiran Yawuru, 16 Oktober 2002. Pecinta Puisi. Statusnya sebagai mahasiswa di Universitas Pattimura, jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia.
Editor: Firman Wally
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313