PADA KISAH LAMPAU || Puisi Dian Chandra - negerikertas.com

INFO ATAS

Teruslah berkarya, karena kita tak pernah tahu kapan dan dimana ia diterima. Seperti sebaran biji yang menemukan lahan subur, ia akan berbunga semerbak di hati mereka, dan menunggumu datang untuk memetiknya [ Fileski ]

Negeri Kertas

Sejak 2015 membangun sastra serumpun bahasa.

7 Agu 2022

PADA KISAH LAMPAU || Puisi Dian Chandra

 PADA KISAH LAMPAU || Puisi Dian Chandra


Pada kisah lampau yang hidup

kubiarkan jalan ini tak berujung

kubiarkan tiap-tiap indera menyapa pohon-pohon, bebatuan, bangku-bangku, dan burung-burung


Haruskah kupilih jalan lain yang penuh debu dan sesak dada?


Pada kisah lampau yang hidup

kubiarkan jalan ini berkelok 

kubiarkan kaki-kaki menuju rimbun kisah yang digores pada sebongkah batu


Jalan ini mulai senyap

namun, ada tualang mendekat, menyeru, "Sinta ... Sinta!"

seakan ada api yang membakar-bakar dada

membikin tangis sendiri

dalam aroma kepercayaan yang diperam omong-omong


Lama-lama kesenyapan kembali pulang

dalam mengantarkan kisah lampau yang hidup di jalanan berbatu kerikil

kubiarkan tiap-tiap kaki membelainya

untuk menziarahi Sri Tanjung

yang tubuhnya dibelah Sidopekso

hingga terpisah raga

hingga raib jiwa

lalu menyeberang ke utara dalam sesal di jiwa raga Sidopekso


Kubiarkan diri menggigil 

saat Sri Tanjung dihempas gelombang

lalu hilang dalam pandangan

berganti jalanan yang berbelok dan berliku

namun, terang di sana


Ada cahaya turun

menyatu pada wajah Candrakirana yang pasi

usai dicumbui janji kanak-kanak

yang kini didesak pulang oleh temaram wajah Panji

Candrakirana limbung 

lalu lari sembari memanggul harga diri, jauh menuju ke hutan-hutan sunyi

tempat segala duka mulai ringan, hari demi hari


Sedang aku, ada badai berumah di dadaku dan air terjun yang tiba-tiba bermukim di kedua mata

menatap lirih dan benci

pada tiap-tiap kaki yang melaju mendekat

hendak memecah belah tiap-tiap kisah

di sepi jalan ini

dengan nestapa dan kekonyolan di wajah-wajah Panji, Rama, dan Sidopekso

seperti lelaki-lelaki yang kemaruk air mata dan sunyi


Toboali, 23 Januari 2022



 


Dian Chandra adalah nama pena dari Hardianti,S.Hum.M.Hum., seorang arkeolog mandiri, yang saat ini bermukim di Toboali, Bangka Selatan. Telah menerbitkan satu novel berjudul Sapatha dari Negeri Seberang (2021), dan lima judul buku kumpulan puisi: Lalu (2022), Relung (2022), Aksara Anindya (2022), Jalan-jalan di Bangka (2022), dan Hen (2022). Kontak: facebook: Dian Chandra, WA: 081289462241, Email: authorhardianti@gmail.com





INFO BAWAH

Nb: Konten dalam Website ini dibuat secara kolektif oleh para penulis NK. Laporkan jika ada tulisan yang mengarah pada pornografi dan ujaran kebencian ke WA 628888710313.