Lain Waktu
Oleh Hadad Fauzi Musthofa
Mata yang kita lihat adalah mata yang kita tatap
Di sana banyak cerita, tentang tempat dan waktu
Tentang angin, dan hujan
Kita tidak pernah tahu, akan ia di luar kita
Di mana, bagaimana, apa atas apa pun itu
Lain hari, ceritanya berbeda
Sedari dulu, kita tidak mampu menjadinya
Bukanya kita berdiri pada kaki sendiri, meraba tangan sendiri
Lain waktu, kita berusaha sendiri, menjadi diri sendiri.
Andaikan
Oleh Hadad Fauzi Musthofa
Andaikan, bunga itu kamu niscaya aku akan memetiknya
Tak mengapa jika berduri
Andaikan hujan itu kamu, badan ini akan aku pasang sedia kala
Tak mengapa jika banyak guntur menggelegar
Andaikan, badai itu kamu, aku akan ikut bersanding atas arahnya
Andaikan aku itu kamu, segalanya adalah apa yang kamu mau
Jalan-jalan
Oleh Hadad Fauzi Musthofa
Kaki kita akan berpijak atas kemauannya
Kemana ia akan singgah, dan bercerita
Melihat banyak gambar yang rupa-rupa warnanya
Meski terkadang rupa itu kita tidak menyukainya
Tak mengapa, bukannya waktu kian berjalan dan itu cukup untuk dilupakan
Pada jalan yang kita susuri, rung yang kita jelajahi
Cerita-cerita baru yang kita dapat
Meski keadaan mulut terkunci, tetapi tidak bagi hati yang meresapi
Cirebon 18 Agustus 2022
Hadad Fauzi Musthofa, lahir di Cirebon, 04 Maret 2001. Tulisannya dimuat dalam antologi Terbungkam Dalam Lafadz (2019), Jendela Aswaja, Negeri Kertas, dan Monologkita17. Pria yang suka Jus Alpukat ini di panggil banyak temannya Hadad, ia masih tinggal di Cirebon bersama kedua orang tuanya. Hidup bermanfaat adalah motonya.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024