MONOLOG IBU JARI
Oleh: Said Kusuma
aku berpijak, tanpa suara
menginjak tombol pada gawai membara. lalu lahir aksara. melaksa dan melanda paksa. melumat hingga jadi kalimat. tak henti meski kulit menghangat oleh keringat.
aku tak gentar bergerak sendiri. kadang berdua kanan dan kiri. tenangku mengaliri, kalapku membanjiri. eksistensiku menguatkan jati diri, kadang sampai lupa diri, dan lebih kejam dari ibu tiri.
aku lebih suka, sejujurnya, ikut melipat sajadah di akhir sepertiga malam. atau menjepit lembaran rupiah selundupkan ke dalam kotak infak, diam-diam. bahkan bertualang menelusuri belantara rambut anak yatim yang lebat legam.
kini, jelang akhir hari, biarlah kujelajahi halaman asri kitab suci. dan kuciumi ruas-ruas anak jari dalam hitungan zikir pada ilahi. agar kelak di perut bumi, aku bisa bersaksi.
tentang masa lalu yang tak kutangisi
---Jakarta 24042022
Said Kusuma, seorang praktisi seni rupa, seni musik, &seni sastra. Dapat dijumpai karyanya di akun ig: @said_serigalla & @gelometris.
Saat ini aktif sebagai penikmat udara Jakarta sambil belajar di COMPETER INDONESIA, Asqa Imagination School, Kelas Puisi Bekasi, &Kelas Menulis Puisi Huma.
Bisa dihubungi di nomer WA 081586400166
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024