NOTA AKHIR TAHUN
Di penghujung tahun kugenggam waktu
Seperti menggenggam sehelai daun
Yang bakal diterbangkan angin
Ke dunia lain. Napas bumi mengalir lembut
Tiktak jam menerjemahkan rasa murung
Yang merasuki celah pikiran suwung
Kurobek lembar Desember dari kalender sunyi
Untuk kesekian puluh kali. Tembok merekam gumam
Perpisahan yang tak ingin diucapkan tubuh kepada ruh
Cermin memantulkan wajah kenangan dan khayalan
Secara bersamaan. Membuat penghujan itu tiba
Seolah lebih cepat dari jadwal bercinta
Ranjang menyimpan jurang yang dalam
Dingin dan tidak menyisakan apa-apa selain gema
Jerit kejemuan terbungkam keramaian jalan raya, 24 jam!
Asmara hanya potongan cerita tak pernah utuh terbaca
Lantaran rindu selalu membuatku tertidur
Dan terjaga. Tertidur dan terjaga.
2014/2022.
MUSYAWARAH BURUNG *)
Berapa lama waktu untuk merenung
Supaya bunga itu mekar di bibirmu?
Aku keranjingan menghirup wanginya
Lewat embusan napas sajak-sajakmu
Dari namamu yang harum
Sepasang sayap burung tumbuh
dalam tidurku
Aku terbang sebagai burung hantu
Menumpang tiupan angin kemarau
menuju ke masa lampau
Mengarungi malam
Menyatu dengan hening
Mengisi hatiku dengan cinta. O,
Izinkanlah aku berpamitan pada dunia
Sebelum aku melayang lebih jauh
Ke balik gurun yang tak tercatat
di dalam peta
Meninjau kesunyian kemahmu
Merasakan takjub di lembah ketiadaan
Tempat musyawarah para burung.
2013/2022.
*) “ Musyawarah Burung” adalah karya Attar yang paling terkenal. Attar artinya “penyebar wangi”, julukan atau gelar untuk Faridu’d-din Abu Hamid Muhammad Bin Ibrahim seorang sufi yang hidup antara tahun 1120 – 1230.
PENARI
Aku menari bedhoyo di atas panggung kehidupan
Diiringi para niyaga gaib yang tak kelihatan
Dan suara gamelan yang terbawa angin, begitu lirih
Bahkan mendekati sunyi hingga hanya terdengar
Oleh telinga batinku sendiri
Aku menari dengan sangat perlahan
Agar tersamar jika tubuhku gemetar
Saat dirasuki roh keindahan
Atau diterjang lapar
Aku akan terus menari
Tanpa terlalu mengharap untuk dipuji
Sambil menanti priayi agung menjemputku
Untuk membereskan seluruh persoalan perut dan asmara
Aku masih akan selalu menari
Sampai gong keabadian dibunyikan
Oleh penabuh kehidupan
Sriwedari, Solo.
BIODATA
M. Anton Sulistyo, dilahirkan di Jember, Jawa Timur.
Puisi-puisinya masuk dalam antologi bersama sejak tahun 1991 – 2021.
“Belum Dalam Lukamu!” adalah satu-satunya kumpulan puisi tunggalnya, diterbitkan oleh SASTRA DIGITAL pada September 2013.
Buku tersebut memperoleh Anugerah Buku Puisi Terbaik Festival Hari Puisi 2014 yang diselenggarakan oleh Yayasan Hari Puisi 2014.
Telepon/WA : 087782518383
Email : mantonsulistyo@gmail.com
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024