KAU TABURKAN DURI
Ayu Wandira
Tertawalah ...
Balutlah luka dengan senyuman
Balutlah duka dengan kebahagiaan
Sampai orang lain berkata ;
“Kamu hebat !”
Taburan duri jatuh di jalan
Aku harus bagaimana ?
Aku terus berjalan, perih tertusuk duri
Harus aku rasakan
Apakah aku harus berhenti ?
Semakin banyak tusukkan duri
Semakin susut akan mimpi
Tapi ...
Ada bisikkan baik yang tidak akan pernah berhenti
Menengok ke belakang
Betapa banyak bekas darah kaki
Menengok ke depan
Ada mimpi yang harus dicari
Duri tetap saja bertaburan
Angin semakin kencang
Daun – daun kian berguguran
Aku harus bagaimana ?
Melihat ke atas, percaya akan kuasa – Nya
Bisikkan itu terus mengikuti
“Kamu harus bisa, dan tengok ke belakang”
Disaat mata melihat ke belakang
Terdengar suara yang begitu keras
“Terus berjalan”
Lebih keras sampai terjatuh
“Lihat Ayah dan Ibumu, menunggu kamu sukses”
Berdiri
Lumuran darah semakin mengotori baju
Melihat ke depan
Taburan duri hilang seketika
Pandangan semakin jelas tuk melihat ke depan
Terus berlari
Melihat ke kanan, ke kiri
Banyak orang menyemangati
Sampai saatnya menemukan
Gerbang kesuksesan selama ini dicari
Sedih, melihat orang – orang
Menaburkan duri di jalanan
Menghampiri tanpa beralas kaki
Beranda Sanggar Pelangi
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313