005

header ads

Sajak Ziarah | karya Heri Isnaini

 Oleh: Heri Isnaini


Kau masih menunjuk ke sana: kebun apel

sebelum terusir dari negeri penuh sungai

apakah kau mengerti bahwa kita tidak dilahirkan?

kita hanya kenangan (kadang diingat kadang dilupa)

 

Barangkali kau akan mengingatku

sebagai kenangan, tidak sebagai apa-apa

nenek moyang kita lihai bercerita: tentang orang-orang hebat

yang juga menjadi kenangan, tidak menjadi apa-apa

 

Aku hanya ingin menengok sekilas

tentang cerita ayahku, perjuangan kakekku, atau kehidupan nenek moyangku.

ah, mengapa pula yang disebut nenek moyang?

barangkali kakek moyang sudah menjadi kenangan juga.

 

Aku di sini menjelma kenangan

menjadi abu di atas batu licin

diguyur hujan dan dihempaskan angin

aku hanya ingin berziarah,

bersama kenangan-kenangan.

 

itu saja!

 

 

2017

 

 

 Sajak Ziarah 2

           

Salam sejahtera untuk jiwa yang tenang

kami datang sebagai masa lalu dan masa depan

kau menunjuk di bawah panas matahari

 

menengadah di atas bulan pada Malam Lebaran

sesekali ada tamu yang bertanya padamu

 

siapa mereka?

mengetuk pintu

mengajukan lima pertanyaan

 

Jawablah!

 

2017

 

 Saat Sedia Kala

 

Ini kehidupan itu

seketika tiba-tiba begitu purnama

saat ini abadi

 

kemarin dan esok adalah fana

apalagi waktu

 

Kita adalah saat sedia kala itu.

 

 2017

 

 

 Meditasi Waktu

 

 

waktu adalah kau

mengitari angka

dalam kalender yang fana

kau abadi bersama

 

waktu yang purba itu

lindap menjelma kata

bergolak mencari makna

 

aku tidak ada menjadi ada

kau ada menjelma tiada

 

Demi Waktu!

aku dan kau


: bersama

 

2017

 

 Meditasi Hujan

 

Kau tahu, kita sebuah kata?

jangan berharap ada makna

dia mewujud misteri

kita sudah menjadi kata dari permulaan

tuhan memberikannya bersama rintik hujan

 

Kau tahu, kita menjelma air?

dalam rinai hujan

dia menjadi misteri

dalam keperiadaan kita

 

Kau tahu, kita datang tiba-tiba?

dalam dunia fana

bersama hujan

 

 2017

 

 Meditasi 1

 

 /1/       

Kau duduk bersama pohon dan bebatuan

matamu terpejam

aku melihatmu dengan takjub

kau mengembara ke bukit Tursina

melihat kegelapan Gua Hira

mencium tangan Khidir

 

aku ingin bersamamu

melepas semua kehendak ilusi

 

 /2/

Salam sejahtera, wahai jiwa yang tenang

aku menyalamimu dengan hati yang kotor

Maaf, begitu banyak utang-utangku

 

Ya `Aliyyu, Ya Kabir

Aku memujamu dengan seluruh puja

Aku memujimu dengan semua puji

:

Puji qadim `ala qadim

Puji qadim `ala hadits

Puji hadits `ala qadim

Puji hadits `ala hadits

 

Semoga Engkau berkenan

menerimaku yang berlumur alpa.

 

Amin!

 

2017

 

 Meditasi 2

 

Bersila

Bersimpuh

Berkerja

 

 2017

 

Biodata

 Heri Isnaini, dosen Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, IKIP Siliwangi, sangat mencintai puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono. Heri aktif menulis pada jurnal ilmiah dan media. Sekarang Heri dan keluarga tinggal di Bandung, Jawa Barat. Heri dapat dihubungi melalui surel heriisnaini1985@gmail.com 




 

Posting Komentar

0 Komentar