005

header ads

Puisi Fileski | Penghujung Rintihan Musim

 Penghujung Rintihan Musim


Pada penghujung rintihan musim

Retak bebatuan terjal dan ranting meranggas perlahan

Dedaunan kering menyisir bayangmu sepanjang tanah kerontang

Kian guratan senyummu redupkan cakrawala terik

Mencuatkan oase surga dalam liang jiwaku yang nanar

Wangimu menyeruak merengkuh kesejukan di tubuhku

Menetaskan guratan puisi yang kutulis pada batu keabadian

Kau tepiskan retak luka yang remuk dalam jiwa

Siratkan secercah harapan di penghujung perjalananku


Surabaya, 5 Oktober 2014


Kekasih Terakhir


Tubuh yang kurengkuh di saat terakhir

sekarang kau dimana

Setiap nafasku memikirkanmu wahai pujaan

Sukmaku berduka selama kau menghilang

Karena kau mengerti,

demi dirimulah kutepis segala ambisi dunia

Aku tak langsir sederet laksa gunjing mereka

sebab kau telah rasuki sebelum dan setelah kelahiranku

kisah terakhir bersamamu selalu melintas di kepalaku

Sampai kuhembuskan nafas terakhirku

Dan aku tahu, kau kan berduka

Seperti yang selalu kutakutkan selama ini

Dukamu adalah penderitaan terhebat bagiku


Surabaya, 4 Oktober 2014



Kapal


Dua anak manusia berpeluk mesra

Sebelum berpisah mereka memeluk asa

Lelaki bergumam kebohongan terindah

Tentang sebuah harapan dan rumah masa depan,

Seolah cinta telah digenggam keabadian

Harapan mungkin tanpa cela

Namun tetap saja sang pujaan berduka

Tak berdaya melepas genggaman tangan

Memandang jauh ke arah laut

Kapal pun menghilang dan sirna ditelan kabut

Akankah ujung penantian adalah pertemuan

Gaung klakson dan mesin kapal menderu

tepat di saat ujung hatinya diterpa sepi sendu


Surabaya, 2 Oktober 2014


Posting Komentar

0 Komentar