005

header ads

MATAMU | Puisi Arnita

 MATAMU | Puisi Arnita


Lewat matamu

Aku menemukan keindahan yang tidak dimiliki siapapun

Keteduhannya begitu meluluhkan

Kau menggenggam tanganku dengan erat

Sementara langkah kita begitu perih

Berkali-kali aku terjatuh dan nyaris menyerah

Namun matamu adalah warna pelangi

Yang membebaskanku dari belenggu sepi

“Kita adalah pengembara yang berjalan tanpa tujuan, hanya mengikuti arah mata angin”

Katamu disela isak tangis

Aku hanya tertegun menahan sesak di dada

Di ruang biru kau kerap melemparkanku pada kegelisahan

lantas kau mengecup senja dan membiarkannya berlalu

“Tenanglah, Sayang, masih ada degup jantung yang masih berdetak dan cintaku tidak akan mati”

Dan kau tahu bahwa mata itu adalah mata yang memberiku sinar.


Bandung, 24 Oktober 2022.








KAU, AKU MENJADI KITA


Aku kesepian di ruang tanpa dinding dan plafon

Tak kuhiraukan hujaman yang terus mendera

Aku hanya meyakini bahwa taman akan tetap terjaga

Tempat di mana pertemuan mengekalkan ingatan

Jika malam meninggalkan kelam

Atau pagi yang menyisakan hawa dingin

Itu hanya tentang lajunya waktu

Aku biarkan musim berganti warna

Sampai aku, kau menjadi kita

Dengarlah sayang, malam akan semakin hampa

Karena hujan terus mengguyur dan menciptakan ruang semakin mencekam

Lalu kita hanya meyakini pada debar masing- masing

Menciptakan dimensi yang tersulut oleh amarah, rasa dan cemas

Selucu ini semesta mempermainkan kita

Jangan pergi karena luka 

Sebelum menjadi kita dalam doa yang sakral



Bandung, 24 Oktober 2022.





KERINDUAN


Hei…aku rindu!

Suara lembut di ujung sana

Memecahkan kesunyian

Melahirkan kesakitan yang hebat

Sedang mata itu tak pernah mampu mengakhiri kerinduan

Pada layar pertama saling mendekap bayang-bayang

Dan terseret pada pikiran ganjil

Benamkan sampai ke dasar hati

Sebelum mata itu tertutup




Bandung, 24 Oktober 2022.



Arnita lahir di Bandung penulis novelet dan tulisan artikel telah dimuat di media cetak dan elektronik.







Posting Komentar

0 Komentar