005

header ads

*Aditya Irfan Situmorang | Dewasa Seutuhnya (5).

 *Aditya Irfan Situmorang  | 

Dewasa Seutuhnya (5).

Denting waktu merubah segalanya.

Rasanya baru kemarin kita merayakannya.

Meniup lilin kue ulang tahun bersama-sama.

Sejenak menjauh dari sorot cahaya  kamera.

Kilau matamu cukup buatku mengerti.

Dan kita meluangkan waktu untuk berlibur di LA.

Mengenakan gaun berwarna kuning pemberianmu.

Dan kau mengenakan sweater berwarna putih biru.

Bertukar nomor ponsel dan menulis quote romantis.

Dan kita berdansa dibawah pendar cahaya lampu disko.

Melewati durasi malam terjaga hingga pagi menjelang.

Benar apa kata pepatah cinta itu memanglah buta adanya.

 

Karya:  Aditya Irfan Situmorang

 

karat di pintu masuk gerbang 

Kacamata berwarna kuning diranjang atas

Telegram singkat di kotak pos 

 

Diaspora musim panas di tahun 94

Burung -burung camar terbang bermigrasi ke daerah tropis hangat

Masa masa bahagia di bangku SMA

 

Cinta monyet pada pandangan pertama

Perpustakaan tempat kita bertukar pengetahuan dan pengalaman

Tempat kami menggantungkan mimpi dan harapan di tangga masa depan.  

 

Buku harian untuk para introvert sejati 

Tempat menampung curhatan isi hati 

Remaja kompak bersatu menyanyikan lagu patah hati sebagai lagu kebangsaan.

 

Tembok tembok kamar dipenuhi poster poster para idola pria tampan 

Berita utama di surat kabar dan rumor tentang kehidupan para selebriti 

Hingga mobil sedan tua yang menjadi primadona para flamboyan kaula muda

 

Hangatnya kebersamaan dimeja makan bersama sanak famili dan handai taulan

Menulis caption manis di polaroid sebelum booming aplikasi instagram dan twitter 

Bertukar surat dengan pengagum rahasia sampai tren fashion ala bintang muda.

 

Stasiun kota selalu menjadi tempat ramai bagi para turis dan wisatawan mancanegara

Orang-orang  sibuk mengantri karcis dan mengatur jadwal untuk dapat pergi berlibur 

Melepas penat dengan bersepeda menelusuri sudut kota metropolitan bersama teman sebaya.

 

Merayakan liburan musim panas dengan sibuk mengoleksi perangko dan mata uang asing

Mengerjakan tugas rumah bersama dengan  teman teman dan mencuci mobil milik ayah

Dan membeli banyak mainan dan permen coklat sebagai hadiah karena meraih juara kelas.

Filateli di pojok bagian kanan map surat dan kode pos tertulis di pojok bagian kiri map surat.

 

Masa Putih Abu-Abu. (8)

Oleh : Aditya Irfan Situmorang

 

1/

 

Di titik ini aku berdiri,sejenak menepi menjauh dari sorotan mata mereka.

Berpikir tentang masa-masa silam dan teror-teror mengusik waktu tidurku.

Seperti pelangi ditengah hujan membentuk gumpalan awan dan partikel.

Memimpikan kembali musim panas di pertengahan bulan mei dan juni lalu.

Dapat kurasakan semerbak aroma wangi dedaunan tropis di malam hari.

 

2/

 

Menikmati asyiknya pemandangan sambil meneguk secangkir mocha latte hangat.

Bermain petak umpet menyalakan api unggun dan mendirikan tenda perkemahan.

Hutan berhantu rumah tua dan sorot cahaya lentera mengundang rasa penasaran.

Nampak berdebu, usang serta tak berpenghuni ditumbuhi oleh semak –semak belukar.

Tertawa terpingkal-pingkal pipiku seketika merah merona,masa-masa dibangku sekolah.

Indahnya panorama fajar udara sejuk pedesaan gemericik bunyi air sungai dan irama suling.

 

 

 

3/

 

Tiba waktunya untuk mengucapkan salam perpisahan sebelum kembali ke rutinitas membosankan.

Ruang kelas yang sempit, dinamika siswa dengan segala drama dan remaja dengan problematikanya.   

Siswi centil sibuk bergosip dengan teman sebangku di sebelahnya berpura-pura tidak mendengarkan

Siswi kritis haus akan ilmu sibuk mencermati secara rinci setiap pertanyaan guru mengabaikan kebisingan

 

4/

 

Masa putih abu-abu kini berganti menjadi cerita indah.

Masa –masa remaja tak akan pernah lekang dari ingatan.

Belum terjamah oleh tabir kepalsuan dan kemelut kehidupan.

Kini hanya senyap bergeming menemani durasi hari-hariku.

 

5/

 

Kawanku sekarang saatnya bagi kita mengucapkan kata perpisahan.

Kita berpisah hanya sementara namun ikatan silaturahmi tetap terjalin.

Tuhan telah menggariskan takdir kehidupan manusia masing-masing.

Kejarlah cita-citamu dan doaku selalu menyertai setiap derap langkahmu.

Akan ku jaga janji persahabatan putih abu-abu sampai waktu berhenti berdetak.



*Aditya Irfan Situmorang Alumni SMA TAMAN SISWA Cirebon 


Posting Komentar

0 Komentar