005

header ads

Puisi Mochammad Asrori | DI DALAM LACI

 Mochammad Asrori 

DI DALAM LACI


di sudut dalam laci

kutemukan kisah cintaku sembunyi

sudah bertahun-tahun menanti


aku tak menduga

bagaimana ia tak beringsut dari senja 

dari mantra kata, kemungkinan-kemungkinan

yang selalu dijaga dengan coretan-coretan

dengan doa-doa


entah jemari atau mata

yang pertama kali menyapa

"apa tiap sepi kau selalu di sana?"

bosan dan pikiran-pikiran menjemukan 

selalu menangkap keseharian

padahal selalu ada yang berbeda 

dari pagi, kehangatan yang lain

bentuk awan yang main-main


semenjak dewasa memang 

begitu banyak kegilaan-kegilaan 

berjatuhan, seseorang mungkin lebih senang

menamainya kesabaran

: namun kita sama setuju

untuk bahagia dan menunggu

menolak terburu-buru


di sudut dalam laci

menemukan kisah cintaku menanti

sudah bertahun-tahun sembunyi

berbicara perlahan dengan menahan

keinginan besar untuk menceritakan sesuatu

melirik malu-malu


Mjk, 04/08/2022


Mochammad Asrori 

BERTEMU SEPI


kita bertiga akhirnya bertemu 

di tempat sepi ini, lalu sama 

mempertanyakan dari pohon mana 

terlahir diri


pertemuan lelaki, bisa menjadi 

cuap-cuap bocah tanpa henti

menari-nari dalam mimpi

menyanyi lagu ceria agar langit 

tetap baik hati


"dari pohon maoni di tepian pagi, 

sepertinya aku pertama melangkah 

dengan alas kaki." ujarmu

"tentu tanpa mengenal 

mana kanan dan mana kiri."


namun, dalam melangkah

baik di lantai maupun tanah basah

kita sama menggenggamnya

dan berlari tanpa memilih arah


kita bertiga akhirnya bertamu 

di sunyi ini, menyangkal jenuh

walau selalu bertanya-tanya

di mana bahagia tertulis

dalam menu


Mjk, 05/08/2022


Mochammad Asrori 

BUNGA ASOKA 


bunga asoka di depan rumah alum

kangen seember air yang biasa

kau siram sebagai cium

agar memerah halaman rumah

rekah kebak nujum


kemarin lusa, ember yang kau gunakan pecah

air tumpah, pucat menggenang ke segala arah

ia teringat nasihat ibu di hulu 

tentang rahasia menjaga resah

"tetap menjadi anak sungai, pelan namun pasti

kau akan menemukan kotamu ai."


tak ada catatan yang menguatkanmu

untuk pergi, malam selalu berkawan gerimis

dan halaman kehilangan nyanyi kodok ritmis

"hanya sepetak ini milik kita

di tepi sungai kecil, dan hutan kita 

masih di sana, berlari menjauh seolah 

kehilangan sauh."


bulan menyingsing 

tanpa gemerisik daun dan ranting

bergeming, di depan rumah asoka kering

kangen dibelai angin yang biasa singgah 

dengan tawa, namun tak pernah sekalipun 

kita bertanya bagaimana ia bisa 

segera menemukan duka


Mjk, 06/08/2022



Mochammad Asrori 

SETELAH MAKAN MALAM


setelah merampungkan

makan malam, seharusnya

kita hanya memenuhi pikiran

dengan rencana-rencana 

menambah hijau halaman


namun tiga dering di gawai 

menjadi bisikan hantu wewe

lembar kertas kerja yang mewastu 

memiliki ribuan cara untuk tetap hidup 

dan membunuh waktu


sebagai manusia paling ramah

bagaimanapun, susah mengubur 

sebuah suara yang menolak enyah

apalagi tanpamu, dengan pandangan kuyu

pada sisa sayuran di mangkok

juga kepala ikan patin yang sedari tadi

teronggok, kita sama mengangguk setuju 


"bukankah kita sama mengiya?" 

rencana-rencana serupa remah roti 

yang coba digiring dan rekatkan 

dalam kliping

mata harus dipaksa terbuka

malam menjadi penuh sampah

sama seperti noda sambal di piring

sisa ampas kopi yang teguling


namun kita selalu menerima

selalu sebagaimana manusia apa adanya

kita hanya bisa terlalu sedih untuk sesama

dan cukup bahagia dengan satu kenangan 

yang rajin membawa segenggam tawa


Mjk, 07/08/2022



Mochammad Asrori 

SLOT PINTU PAGI


saat telunjuk dan ibu jari

membuka slot pintu tiap pagi, apa ada 

yang benar-benar engkau nanti

yang benar-benar ingin kau jumpai

mungkinkah angin yang menerpamu 

adalah angin yang sama

lahir dari pohon mahoni


kubasahi halaman, asoka, pucuk merah

juga rumput liar disekitarnya

selang air mungkin memilih bunga

 namun kesegaran tentu dimulai dari tanah


saat jemari memutar anak pintu 

adakah cericitmu, burung emprit yang hinggap 

di dahan palem merah yang kau tunggu

seperti salam gadis toko merah biru

selamat datang kembali rindu


mungkinkah emprit kesal, karena angin 

menghempas sarang yang ia susun 

di musim berpasangan, mumgkinkah angin 

jumawa, karena menopang semua 

yang terbang di udara


namun pikiran-pikiran itu segera lesap

pada hari yang terbuka

 namun begitu sempit akan makna

menjelajah kemungkinan-kemungkinan 

dengan jadwal semusim yang sama


Saat jemari membuka slot pintu 

tiap pagi, apa ada yang benar-benar 

engkau nanti


Mjk, 08/08/2022

Mochammad Asrori 

KUBAYANGKAN KOTAMU


kubayangkan kotamu

saat pertama kali mengisi rinduku

saat kita bersepeda mini

jalan-jalan sepi, motor dan mobil 

satu-dua mendahului

: ketika pagi penuh lara hati 

kita tetap tertidur lelap dan sunyi


kuingat betul kotamu

hingga akrab mengisi rindu

walau kini jalan tak lagi sendu

ada riuh deru, motor dan mobil 

yang dipacu rapat menjejali bahu 

tepat di setengah tujuh

: tak ada celah untuk sekedar 

mengambil putar balik, 

mengambil hati yang tertinggal 

dalam bilik


Mjk, 09/08/2022

TENTANG PENYAIR












MOCHAMMAD ASRORI, karyanya—berupa cerpen, puisi, naskah drama, dan esai—telah terbit di berbagai surat kabar, media daring, dan buku-buku antologi bersama. Sehari-hari bekerja sebagai guru di SMKN 2 Mojokerto. Buku puisinya yang telah tebit Tiga Postur Kota (Sarbi, 2015) dan Saat Jarum Jam Bersandar di Punggung Kursi Pelabuhan (Temalitera, 2020). Pegiat Sanggar Interlude ini aktif menjadi kurator buku, editor buku, dan sesekali juri lomba kepenulisan. Bisa dihubungi via WA: 085231586507 juga surel: rorimengajar@gmail.com.












Posting Komentar

0 Komentar