005

header ads

Beranda Luka | Thaifur Rahman Al-Mujahidi



selaksa luka berteduh sepi

jantungku memompa tak karuan

deru napas tersengal

cipratan hujan bulan ini-seketika basah

meraih satu genggaman

yang kemudian parau pupus

kakiku terasa gamang mengambil langkah

padika rindu seujung kalbu, menderu-deru

seracik luka kau tanam

sebilau pisau menancap teramat dalam

aku lupa tidak memakai zirah

agar tidak terhuyung sempoyongan,

dikau daksa yang kupuja

jua kau angkuh

menghunus sebab alasan pupus

nanar di tengah jalan

berdegup kencang seolah menghadapi kematian

luka ini tetap bertahan

Pakamban, 2021

Naf!

Naf,

Sungguh aku lupa cara menahu

Isyarat belum aku terima

Mata dan hatiku pun jauh dari waskita

 

Bagaimana mungkin kau mengharap rengkuh

Dari jiwaku yang ringkih?

Ini hanya tentangku atau anarsir bernama cemburu?

 

Ah, aku lupa bertanya, lagi

“tidakkah kau cemburu? Di hatiku tersimpan kekasih yang tak mungkin meninggalkanku”

 

Ini deraku atau deru serumu?

 

Naf, sekali lagi

Baik atau gelisah yang membelit dadamu

Adalah bait-bait yang menolak rencana

Sejak semula hidup ini tidur lelap; lelah yang kalap

Pakamban, 2021

Thaifur Rahman Al-Mujahidi, Mahasiswa Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan angkatan 2020







Posting Komentar

0 Komentar