i.
Malam tersandar diam
di balik kelambu istana.
Sanggul emasnya—
menusuk leher sang raja.
ii.
Darah mengalir di lantai istana,
melarik cinta buta—
cincin emas terjatuh,
wajahnya retak di cermin.
kenangan yang tak sanggup
dikuburkan.
iii.
Yang tertinggal:
– sejambak melur layu,
– jejak kecil hujan
– esak terakhir dalam ingatan.
Di gerbang istana,
angin berbisik pada bulan:
"Puteri kita pergi
dengan sanggul tak tersisir,
dan benang emas
terurai di jalan sepi"
Ghazali Sulong, Rantau Panjang, Kelantan,
Malaysia.
0 Komentar
Lingkar literasi, sastra, dan seni budaya Asia Tenggara serumpun Bahasa.