005

header ads

Langkah Terakhir Puteri Saadong | Puisi Ghazali Sulong


i.

Malam tersandar diam

di balik kelambu istana.

Sanggul emasnya—

menusuk leher sang raja.


ii.

Darah mengalir di lantai istana,  

melarik cinta buta—  

cincin emas terjatuh,  

wajahnya retak di cermin.  


kenangan yang tak sanggup  

dikuburkan.  


iii.

Yang tertinggal:  

– sejambak melur layu,  

– jejak kecil hujan

– esak terakhir dalam ingatan.


Di gerbang istana,  

angin berbisik pada bulan:  


"Puteri kita pergi  

dengan sanggul tak tersisir,  

dan benang emas  

terurai di jalan sepi"



Ghazali Sulong, Rantau Panjang, Kelantan,

Malaysia.

Posting Komentar

0 Komentar