buku ini hanya berisi puisi puisi kelas bawah
tempat jelata mengumbar keluh kesah
biarpun dianggap ambigu oleh pengendara plat merah
antologi puisi resah tak pernah goyah
sebab puisi di buku ini mewakili ludah
disemburkan tidak untuk mengotori tanah
sekedar melumuri wajah
para tuan dan puan yang pongah
tidak ada diksi mewah
puisi dicipta tidak untuk mengharap kata wah
asal dinikmati oleh jiwa jiwa tabah
kaum susah paling bawah
buku puisi ini bukan sastra harfiah
hanya pelampiasan kecewa naluriah
kami muak dengan anjloknya nilai rupiah
kami benci dengan korupsi yang mewabah
antologi puisi ini semacam hadiah
penghormatan untuk orang orang serakah
yang tega menghisap keringat dan darah
yang rakus mengeksploitasi laut dan tanah
supaya dapat hidup mewah
sampai lupa hak orang orang kalah
meski antologi puisi ini berakhir sudah
jelata akan terus menuntut tanpa lelah
agar keadilan tak lagi berat sebelah
supaya hak rakyat tak lagi dijajah
oleh pelaku oligarkhi berwajah sok ramah
oleh koruptor yang rakus dan serakah
kami muak ditipu para pemalsu ijasah
kelak akan kami injak mulutmu hingga patah
lalu kami akan meludah
anggap kau sampah
antologi puisi ini hanya sampah
mau dibaca atau tidak ya terserah
Blitar, 2025
1 Komentar
cadasssss bosssss
BalasHapusLingkar literasi, sastra, dan seni budaya Asia Tenggara serumpun Bahasa.