CERITA MALAM
Penulis: .................
Di ranjang harap
rindu tak tak selalu menghempas
ketika tak mampu mengurai
Sepi menjadi risau kata
mengupas cerita, impian pahit
sudut kamar
Disana, luka bercermin ratap,
di selimuti dingin
Meluruh igau dari bahasa paling ritmis, dan bibir membaca tiap detak di sesaki bayang duri
O, cinta
jantung dan hati makin biru
menahan sayatan
2022
PERTEMUAN KOSONG
Kau pernah bilang
di minggu pagi yang dungu
Secangkir kopi, dan sepotong hati akan setia menunggu
Sementara di meja harap
sebuah janji yang tak kunjung,
meraba waktu
Di antara sobekan kertas
mungkin rindu tak bermuara
lorong hitam kah dia?
Atau sepi,
menembus jalan hingga ngarai, mengajak masa lalu
menelusur kenangan
O, iya
setapak itu berkelok
ujungnya gelap, ditumbuhi duri
Aku tak sanggup
menahan gores nyeri
ketika lagu lama
mengalun perlahan
Garry Moore memetik senar gitarnya
hingga jiwa patah, melayang
di cahaya pancaran bohlam 5 Watt
Luka tersayat pusara khayal
suara-suara datang bagai sekumpul kawan lebah
-Dengar kataku
" So long, it was so long ago
But I' ve still got the blues for you "
Nada yang tak asing berbisik
" sss....ssst,...Don't misst it,
Romeo dan Juliet bertahan karena cinta, Tak perlu rindu, tak perlu juga kau hisap, atau kau tangisi "
Di antara buku dan catatan
asap ganja meruang,
angin lalu menghembuskan
O, nani
2000
BAGAIMANA
Bagaimana harus menjelaskan
ketika senja sudah jadi awan tembaga
Di sana kulihat ada kerlip,
dan ada layang langit sedang meliukan ekor
Jalan gelap menuntun pulang
kecipak ombak terdengar hamparan pasir dan batu karang
Bayangmu menyusur, di antara guguran daun, dan sepi menjadi bahasa diam yang tak terurai
Hari makin larut, aku tidak kalut
hadapi jalan berkelok mendaki
Lurus panjang arah terlihat
di buram peta yang kugali
-makna apa tersirat?
2023
MENCARI ALAMAT
Menelusuri alamat yang sudah berpindah
-apakah peta memberi ku jalan kesana ?
Kemana gang sempit penuh coretan
tempat para kucing hitam membuang gelisah
Di sana banyak nama gelap
di sudut dinding
aroma pesing meninggalkan jejak
dan meruang pengap
Petang itu
kaca silau dan beton kokoh
memantul pelipis mata
Ciliwung memikul sampah
di punggungnya, entah menyeret hingga ke hulu,
akar pohonan menjulur
- aku kecil berenang disitu
menikmati bening sungai
Dan anak-anak menceburkan diri
sepulang mengaji
burung bersahut kicau
di ranting kecil kering
Keindahan tergilas peradaban
kota meyulap jadi angkuh
Aku tak menemukan alamat tergusur
dimana sekarang berhuma
2015
Profil
Achmad Obe Marzuki
Lahir di Jakarta, 30 Juni 1975.
Bergiat sastra dan seni, atas kecintaannya pada budaya
sekaligus sebagai panggilan jiwa.
Saat ini berdomisili di Denpasar-Bali, sebagai anak rantau yang bertarung untuk merubah keadaan lebih baik.
beberapa karya Puisinya tergabung antalogi bersama, antara lain Saron, Mengunyah Geram, Dari Sittwe ke Kuala Langsa. Dan hadir di berapa media cetak, seperti Bali Pos, Denpasar Pos, juga beberapa media lainnya. Dan sambil menekuni bercocok tanaman hias. Hingga kini tetap aktif berkesenian, dan tergabung di Jati Jagat Kehidupan Puisi.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313