Memeluk Kopi Pekat
Senja sore itu begitu senyap; kehilangan suara
Setidaknya senja memiliki sedikit jingga; menerobos setiap hampa
Aku duduk sendiri; menekuri lipatan sajak darimu dan makna
Dipeluk hangat; secangkir robusta
Apa kabar engkau; tanda tanya
Senja bulan lalu mata kita masih beradu; di atas dua kepul asap robusta
Mendekap; cerita dan tawa
Kopi pekat; senja tenggelam bersama
Barisan abjad darimu; kembali tereja
Membuka selembar terlipat empat; merasai setiap kata
Tajam dan pahit; robusta?
Kelam dan tenggelam; atau senja?
Kenapa kekasih; tanda tanya
Hanya sedikit menit; menjajaki sajakmu dan meneguk robusta
Hingga puluhan kali senja menghilang; masih sama
Mengelak setiap wujud maknanya; menyimpan semua pekat yang tersisa
Kediri, 22 Februari 2022
Sindah Laili Nurjanah, Lahir di Kediri 27 Juli 2004. Saat ini masih tinggal di tempat kelahirannya. Tepatnya Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Sedang menyelesaikan detik-detik akhir pendidikan di MA Hidayatus Sholihin. Membaca, menulis, dan mengaji adalah bagian rutinitas inti dari kesehariannya. Penyuka diksi kopi tetapi tidak suka minum kopi ini mempercayai bahwa menulis adalah pekerjaan keabadian dan belasan puisinya telah abadi dalam antologi bersama.
Bisa dihubungi melalui :
WhatsApp : 085852831788
atau berteman di :
Facebook : Sindah Lanuja
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024