005

header ads

Puisi Fileski | Debu di Gurat Dahi

 Debu di Gurat Dahi


Di penghujung musim kemarau

Retak tanah dan batang pohonan luruh merantak

Dedaunan bertaburan tersingkap sayap matahari

Debu di gurat dahimu terguris kisah perjalanan panjang

Menahan tetes darah dalam liang luka

Memendam perih nanah dalam gurat tapak kaki

Doamu terbang mengiris langit menjelma hujan

Membasahi anak-anakmu yang ada jauh di sana

Dengan kesejukan dan gelimang deras kesenangan

Entah mereka apakah masih mengingatmu

Kicau sembilu bergaung di bawah terik

Usai letih, kau lanjutkan perjalananmu


Madiun, 2014





Berikan Kesempatan


Harum tubuh yang kuhisap kali pertama

Kini entah di mana

Sering kali aku terhenyak dalam mimpi

Lalu bersedih karena kau tak di sini

Nyanyian timang-timang

Dan lantunan doa dalam bibirmu yang suci

Selalu kurindu hingga detik ini

Sebab kaulah yang membuka dunia

Dengan harapan dan teladan

Menemaniku sebelum ditiupkannya ruh ku

Berikan aku kesempatan membalas

Dan menjagamu hingga terbenam usia

Seperti di masa kau menjagaku

Mengusir dingin di setiap malam

Hingga menutup mata dalam lelap


Madiun, 2014


Mencari Jalan Rejeki


Menelusuri trotoar sunyi 

Menaklukkan malam dengan jejak mimpi-mimpi 

Kenang dan hening bunyi menggenangi diri 

Berpeluk imaji malam mencari jalan rejeki 

Membakar rindu pada tembikar masa kecil


Surabaya, 2014

Tentang Pejalan Nasib


Naluri menelusuri rindu jalan cahaya  

Waktu yang terkejar tak mampu terkuak 

Sederet terang membias semu   

Kiasan yang memendar menjelma semu belaka 

Tentang lungkrah menganga di terik kolong langit 

Jejak fajar yang membutakan di awal mula

Malam-malam pekat rupa asap dosa beterbangan 

Tentang pejalan nasib yang kelelahan 

Merindu hujan makna dan pulang ke ladang jiwa


Surabaya, 2014


Posting Komentar

0 Komentar