Cerpen Bangkit Dari Suatu Kegagalan

Teringat dalam dunia olahraga tepatnya sepak bola, aku pernah mengalami kegagalan dalam seleksi. Ketika itu umurku 16 tahun, sebelum masuk kedalam team besar pasti ada rintangan atau seleksi yang harus kita hadapi dan dilewati. Ini penantian yang sudah lama aku tunggu untuk bisa mengikuti seleksi.

Setelah sekian lama menanti dan berlatih,ini saatnya untuk mencoba mengikuti seleksi. Seleksi itu berlangsung selama 3 hari, sebelum berangkat aku berpamitan dan meminta doa kepada keluarga agar seleksinya berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang saya harapkan

Aku dan teman-teman berangkat bersama, sesampai disana aku dan teman-teman beristirahat sambil senda gurau. Perasaanku sangat senang dan juga cemas sebelum menghadapi seleksi. Akhirnya seleksi dimulai kurang lebih tercatat 150 orang yang ikut seleksi, setelah 2 jam mengikuti seleksi tahap pertama team penyeleksi melakukan pencoretan sebayak 50 orang yang harus pulang. Alhamdulillah aku lanjut ketahap berikutnya.

Pada tahap ke2 aku sangat senang karena peserta seleksi berkurang yang awalnya 150 menjadi 50 orang. Team penyeleksi melakukan penyeleksian dengan teliti melihat satu per satu pemain yang akan lanjut keseleksi tahap terakhi. Dan akhirnya aku lanjut keseleksi tahap terakhir.

Sebelum seleksi tahap terakhir dimulai aku melamun dan berkata pada diriku sendiri”aku harus bisa dan lolos dalam seleksi tahap terakhir”. Seleksi dilaksanakan selama 3 jam dan akhirnya team penyeleksi mengumumkan siapa yang lolos dalam seleksi tahap ini. Hanya 20 anak yang bisa masuk kedalam team kesatuan, dengan sangat sedih saya gagal dalam seleksi tahap terakhir.

Dengan sangat sedih saya pulang tanpa membawa kabar baik untuk disampaikan kepada keluargaku,aku sangat sedih dan merasa semuanya sia-sia karena tidak sesuai dengan apa yang ku harapkan. Kakakku berkata “sudah tidak apa-apa masih ada kesempatan dilain waktu” sambil memelukku.

Setelah beberapa hari aku sedih, aku sadar bahwa apa yang kita inginkan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dan akhirnya aku harus bangkit dan semangat lagi dalam berlatih agar suatu saat bisa tercapai apa yang aku harapkan