005

header ads

Puisi Muhammad Lutfi

 

Balada Untung Suropati

 

Senja mewarnai mega di Bali

Dari Tabanan ke tepi pantai

Orang Bugis telah mereka kalahkan

Dengan adu ayam jago

Watak serakah manusia menggulung keserakahan

Dan Surowiroaji dibawa

Dijual ke Batavia

Sebagai budak kecil yang cekatan

 

Sebagai anak seorang priyayi Bali

Kulitnya bersih seperti kulit sawo

Matanya menunjukkan kecerdasan

Dan pandai tentu menentukan jalan

Dia telah tiba di Batavia

 

Sungguh nasibnya,

Dia dibeli oleh tuan Belanda

Pembesar Belanda yang kaya dan baik

Memperlakukan dia sebagai seorang pembantu

Dia beri nama Untung

Sebab selalu membawa hoki

Untuk bekerja, hidup, dan meraih peruntungan

 

Untung harus bekerja di bawah imperialisme

Mengabdi di rumah Belanda

Siang malam disuruh suruh

 

Bukan Untung namanya 

Kalau pasrah pada keadaan

Harus berani melawan dan memutar keadaan

Dia juga manusia

Punya mimpi dan harapan 

Sebagai anak yang baik

 

Karena dia teringat siapa orang tuanya

Maka hidup harus terus dilanjutkan

Perjuangan harus terus diluruskan

Dalam hidup, 

Dan menjalani kehidupan 

 

Untung semakin remaja

Sungguh dia pun berhak memiliki cinta

Berhak mencintai

Serta berhak bernafaskan cinta pada

Seorang wanita

 

Seorang anak tuannya

Dari garis keturunan Belanda

Dia cintai

Dia ungkapkan cinta 

Memang begitu namanya hidup 

Perlu cinta serta keberanian

Untuk menunjang hidup

Supaya lebih gairah

 

Alangkah bagaimana, 

Saat itu dia ketahuan oleh tuan Moor

Dia ditangkap lalu masuk ke penjara

Dia harus merasakan jeruji besi

Saat itu, bertemulah suatu pangkat

Antara guru dan murid

Untung bertemu Kyai Embun

Bertemu orang soleh dan sedia

Mengajarkan apa yang belum dia ketahui. Dia sungguh menantikan saat ini

Apa yang akan dia timba dalam samudra hidup

 

Untung berkawan dengan bromocorah

Berkawan dengan orang-orang asing

Karena selama ini

Dia hanya hidup dan merasakan sebuah rumah

Tidak dengan hal di luarnya

 

Di dalam hal ini

Dia melihat orang bertemu 

Berkawan dengan semua orang

Kyai Embun memberikan pasukan

Dan mengajarkan ilmu gerakan beladiri

Kepada Untung

 

Pada suatu malam

Untung berhasil lepas

Dan kabur dari penjara

Menemukan udara bebas

Bersama beberapa orang

Berlari

Dan mengejar kehidupan kembali

Menangkap bintang

Dan seluruh penjuru

Tempat dia bergerak

 

Untung 

Dia memang nasib sama seperti namanya

Harapan dan mimpi sama seperti dirinya

Untung

Dia temukan makna dalam namanya

Nasibnya mujur memang

 

Untung dibawa kembali ke Belanda

Diangkat sebagai seorang perwira

Diajarkan ilmu keperwiraan

Sungguh Untung

Dia bisa peroleh ilmu hebat dan karir

Juga meningkat

 

Untung 

Dia peroleh ilmu tuk keselamatan

Hei bagaimanakah dia bisa mencari jiwa 

Pribuminya

 

Dia ditugaskan menangkap Pangeran Purbaya

Dari Banten 

Karena itu, dia harus menangkap pangeran

Dan membawa kembali seorang buron

Dari Belanda

 

Tepat tengah siang, 

Di bawah mentari

Dia temukan mata menyala terang

Pangeran Purbaya berhadapan dengan Untung

Dia ajarkan jiwa nasionalisme

Kepada Ksatriya itu

 

Hai Untung 

Dia kalahkan Belanda

Dia bawa kabur istri Purbaya

Ke Banten

Ohhh dia terkena fitnah

Dia harus bertarung melawan Surapati

Dia kena fitnah, tapi nasibnya untung

Dia bawa Untung ke pengadilan raja

Si Untung memang nasib untung

Dia peroleh nama Surapati

Hebat, hebat dia. 

 

Kini, berjalanlah mereka ke Kartasura

Tetapi dalam teror Belanda

Kini namanya terangkat

Untung harus berperang melawan bangsa lain

Bukan bangsa sendiri

Dia berperang melawan pasukan Tack

Di alun-alun Kartasura

Bersama Patih Kartasura

Dia perolehkan nama 

Bergerak melawan arus 

Menikahlah dia dengan Ningrat

Jadilah dia seorang raja di Pasuruan

Dengan gelar Adipati Wiranegara

Tapi, apakah hidup memang harus diusahakan 

Serta dikejar melulu

Memang begitu 

Kisah dari Untung Suropati 

Sang Wiranegara

Dari Pasuruan

 

2022


Muhammad Lutfi, lahir di Pati pada tanggal 15 Oktober 1997. Wa: 088802913650. Buku: Taka, Aku dari East City, Pelaut, Berlayar. Bekerja di SMK Al Falah, winong pati

 




Posting Komentar

0 Komentar