Cinta Paling Sejati
Puisi Fileski
engkau nyalakan matahari
ketika aku meringkuk dalam mimpi.
engkau dunia
yang menopang segala tanya.
engkau gunung
yang membendung hujan kesedihan.
engkau pula samudera
yang ajarkan kesabaran.
doamu menjaga kiblatku
petuahmu mengusir gelap
marahmu menjadi mercusuar
dan sedihmu menjadi badaiku.
di telapak kakimu ada sebuah pintu
yang hanya bisa kubuka
ketika pipimu basah karena kebahagiaan
di dalam jantungmu ada detak jam
yang bisa melipat waktu
perjalanan menuju surga keabadian
di dadamu ada sebuah tungku
yang menanak rindu
membuatku ingin pulang mendekapmu
oh ibu…
aliran maafmu tak pernah kering
meski kesalahanku seluas sahara
doa-doamu tak pernah surut
meski ucapanku membanjiri luka
dan kesabaranmu tak pernah reda
meski penantianmu menghujani duka
maafkan anak-anakmu
yang sering kali lupa pulang
terlampau sibuk mendaki ambisi
maafkan anak-anakmu
yang tak pernah bisa menghitung
dalamnya cinta paling sejati.
Februari 2022
SEPUCUK KEMBANG API
Puisi Fileski
setiap kali akhir tahun,
selalu datang tamu bernama sepi.
ia masuk dari celah jendela yang menyembunyikan senja.
atau dari lubang kunci sebuah pintu tua.
setiap kali akhir tahun,
orang-orang datang mencarinya.
di sepanjang trotoar jalan raya,
atau di pinggir perempatan
samping lampu kota.
dan tak sulit bagiku untuk menemukannya.
hujan tampaknya tak rela pergi.
ia masih mengawasi sepasang kekasih
yang kehilangan tali.
seutas tali yang mereka ikat
pada awal januari.
dan sepertinya malam ini terlalu rumit
untuk mereka menemukannya lagi.
sebuah akhir adalah awal yang baru.
yang pergi akan berganti,
dengan yang datang melengkapi.
***
sepertinya hujan mulai bosan,
sebentar lagi ia pergi.
bahkan tak memalingkan wajahnya lagi.
dengan sepucuk kembang api.
setidaknya bisa mewarnai langit kelam,
atau sebagai tanda
bahwa sendiri tak berarti suram.
akhir tahun 2021
SESAJEN
Puisi Fileski
kuletakkan di atas batu
pada saat matahari masih beku
sebelum suara ayam jantan
membangunkan kicau hutan
ketika pagi
sesajen ini kupersembahkan
kepada sang pemilik subuh
sebelum roda hari kukayuh
ketika siang
sesajen ini kupersembahkan
kepada sang pemilik dzuhur
yang masih memberiku umur
ketika sore
sesajen ini kupersembahkan
kepada sang pemilik ashar
yang menghalau segala sukar
ketika petang
sesajen ini kupersembahkan
kepada sang pemilik magrib
yang menguasai perkara gaib
ketika malam
sesajen ini kupersembahkan
kepada sang pemilik isya
yang maha mendengar doa
sesajen
bukan yang menyebabkan gerhana
bukan pula sebab meletusnya gunung
sesajen hanya cara
bersyukur kepada sang maha agung
yang tak butuh disanjung.
hamba yang lemah tak berdaya.
berserah pada yang maha
pada lima waktu yang bertahta.
2022
SIKLUS HUJAN
Puisi Fileski
jika kesabaran adalah sungai
maka cinta adalah bengawan.
jika kesabaran adalah sumur
maka cinta adalah samudera.
jika kesabaran adalah atap rumah
maka cinta adalah angkasa.
jika kesabaran adalah tiang
maka cinta adalah himalaya
engkau bengawan di nadiku,
samudera keluh kesahku,
angkasa doa-doaku,
gunung penyangga lelahku.
dan aku
terseret deras bengawanmu
tenggelam di samuderamu
melayang ke angkasamu
dan jatuh di terjal tebingmu
nama lain dari cintai
adalah kesabaran.
yang menggerakkan kehidupan
yang tak berhenti
dalam sepetak kubangan
ketika usai hujan.
2021-2022
BRO MENIKAHLAH
Puisi Fileski
bro menikahlah
jangan terlalu baik pada mawar-mawar di taman.
durinya bisa melukaimu ketika semua kau petik.
bro menikahlah
senja telah menunggu.
jalan setapak menuju pulang sudah nampak di dahimu.
bro menikahlah.
tebus dosamu di masa lalu
dengan menelan petir dari lidah istrimu
bro menikahlah.
hapus lelahmu dengan menimang-nimang anak panah
yang kan melesat ke masa depan dari rentang busurmu.
bukankah setetes hujan jadi bermakna
ketika kemarau panjang,
bukankah waktu jadi bermakna
karena usia tak selamanya.
bro sudah saatnya.
tak ada yang sempurna.
terima dia yang datang
membawa terang.
meski kau tau ia pernah dikenang,
sebagai tulang rusuk yang dibuang.
desember 2021
TRILOGI SURA DAN BUAYA
1] GERIMIS TERAKHIR
yang aku ingat dari surabaya adalah air matamu
melambaikan perpisahan dari balik jendela kereta
melaju menuju senja dari lorong gubeng
meninggalkan gedung-gedung yang menyangga hujan
dan di kotamu aku kembali
mengukir peradaban dengan pena
yang pernah kau isi dengan tinta doa
2] BERJUTA WARNA
usai melihat akhudiat membaca puisi
di kepala kita muncul pelangi
dari dalam cak durasim
terbawa sampai di kedai kopi
dari cangkir itu, aku melihat kata-kata
menjadi hujan yang meredam duka
pertikaian dogma-dogma
menjelma suara biola
dan di sepanjang jalanan surabaya
dipenuhi berjuta warna cinta.
3] KENANGAN SEORANG KAWAN
di sudut area taman budaya
kita pernah memintal mimpi
dengan puisi dan denting gitarmu
kata-kata yang pernah kita tulis itu
lumer terbawa hujan
mengalir dari kali jagir
dan berlayar hingga ke hilir
kudengar, kau sudah tiada
meninggalkan kenangan dan cerita
(untuk cimot)
2022
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024