005

header ads

Kumpulan Puisi Fileski 2022

 Cinta Paling Sejati

Puisi Fileski


engkau nyalakan matahari 

ketika aku meringkuk dalam mimpi.

engkau dunia

yang menopang segala tanya.

engkau gunung 

yang membendung hujan kesedihan.

engkau pula samudera

yang ajarkan kesabaran.


doamu menjaga kiblatku 

petuahmu mengusir gelap

marahmu menjadi mercusuar

dan sedihmu menjadi badaiku.


di telapak kakimu ada sebuah pintu 

yang hanya bisa kubuka 

ketika pipimu basah karena kebahagiaan


di dalam jantungmu ada detak jam 

yang bisa melipat waktu 

perjalanan menuju surga keabadian


di dadamu ada sebuah tungku 

yang menanak rindu 

membuatku ingin pulang mendekapmu


oh ibu…

aliran maafmu tak pernah kering

meski kesalahanku seluas sahara

doa-doamu tak pernah surut 

meski ucapanku membanjiri luka

dan kesabaranmu tak pernah reda

meski penantianmu menghujani duka

maafkan anak-anakmu 

yang sering kali lupa pulang

terlampau sibuk mendaki ambisi

maafkan anak-anakmu 

yang tak pernah bisa menghitung 

dalamnya cinta paling sejati.


Februari 2022





SEPUCUK KEMBANG API

Puisi Fileski 


setiap kali akhir tahun, 

selalu datang tamu bernama sepi. 

ia masuk dari celah jendela yang menyembunyikan senja. 

atau dari lubang kunci sebuah pintu tua. 


setiap kali akhir tahun, 

orang-orang datang mencarinya. 

di sepanjang trotoar jalan raya, 

atau di pinggir perempatan 

samping lampu kota. 

dan tak sulit bagiku untuk menemukannya. 


hujan tampaknya tak rela pergi. 

ia masih mengawasi sepasang kekasih 

yang kehilangan tali. 

seutas tali yang mereka ikat 

pada awal januari. 

dan sepertinya malam ini terlalu rumit 

untuk mereka menemukannya lagi. 


sebuah akhir adalah awal yang baru. 

yang pergi akan berganti, 

dengan yang datang melengkapi.


***

sepertinya hujan mulai bosan, 

sebentar lagi ia pergi. 

bahkan tak memalingkan wajahnya lagi. 


dengan sepucuk kembang api. 

setidaknya bisa mewarnai langit kelam, 

atau sebagai tanda 

bahwa sendiri tak berarti suram. 


akhir tahun 2021




SESAJEN 

Puisi Fileski


kuletakkan di atas batu

pada saat matahari masih beku

sebelum suara ayam jantan

membangunkan kicau hutan


ketika pagi

sesajen ini kupersembahkan

kepada sang pemilik subuh

sebelum roda hari kukayuh


ketika siang

sesajen ini kupersembahkan

kepada sang pemilik dzuhur

yang masih memberiku umur


ketika sore

sesajen ini kupersembahkan

kepada sang pemilik ashar

yang menghalau segala sukar


ketika petang

sesajen ini kupersembahkan

kepada sang pemilik magrib

yang menguasai perkara gaib


ketika malam

sesajen ini kupersembahkan

kepada sang pemilik isya

yang maha mendengar doa


sesajen

bukan yang menyebabkan gerhana

bukan pula sebab meletusnya gunung


sesajen hanya cara

bersyukur kepada sang maha agung

yang tak butuh disanjung. 


hamba yang lemah tak berdaya.

berserah pada yang maha

pada lima waktu yang bertahta. 


2022





SIKLUS HUJAN  

Puisi Fileski


jika kesabaran adalah sungai

maka cinta adalah bengawan.


jika kesabaran adalah sumur 

maka cinta adalah samudera. 


jika kesabaran adalah atap rumah

maka cinta adalah angkasa. 


jika kesabaran adalah tiang

maka cinta adalah himalaya


engkau bengawan di nadiku, 

samudera keluh kesahku, 

angkasa doa-doaku, 

gunung penyangga lelahku. 


dan aku 

terseret deras bengawanmu 

tenggelam di samuderamu

melayang ke angkasamu

dan jatuh di terjal tebingmu


nama lain dari cintai 

adalah kesabaran.

yang menggerakkan kehidupan

yang tak berhenti 

dalam sepetak kubangan 

ketika usai hujan. 


2021-2022

 




BRO MENIKAHLAH

Puisi Fileski


bro menikahlah

jangan terlalu baik pada mawar-mawar di taman. 

durinya bisa melukaimu ketika semua kau petik.


bro menikahlah

senja telah menunggu. 

jalan setapak menuju pulang sudah nampak di dahimu. 


bro menikahlah. 

tebus dosamu di masa lalu 

dengan menelan petir dari lidah istrimu


bro menikahlah. 

hapus lelahmu dengan menimang-nimang anak panah 

yang kan melesat ke masa depan dari rentang busurmu. 


bukankah setetes hujan jadi bermakna 

ketika kemarau panjang,

bukankah waktu jadi bermakna 

karena usia tak selamanya. 


bro sudah saatnya. 

tak ada yang sempurna. 

terima dia yang datang 

membawa terang. 

meski kau tau ia pernah dikenang,

sebagai tulang rusuk yang dibuang. 


desember 2021



TRILOGI SURA DAN BUAYA

 

1] GERIMIS TERAKHIR 

yang aku ingat dari surabaya adalah air matamu

melambaikan perpisahan dari balik jendela kereta

melaju menuju senja dari lorong gubeng  

meninggalkan gedung-gedung yang menyangga hujan

 

dan di kotamu aku kembali 

mengukir peradaban dengan pena

yang pernah kau isi dengan tinta doa

 

 

2] BERJUTA WARNA 

usai melihat akhudiat membaca puisi 

di kepala kita muncul pelangi

dari dalam cak durasim  

terbawa sampai di kedai kopi

dari cangkir itu, aku melihat kata-kata

menjadi hujan yang meredam duka

pertikaian dogma-dogma

menjelma suara biola

dan di sepanjang jalanan surabaya

dipenuhi berjuta warna cinta. 

 

 

3] KENANGAN SEORANG KAWAN

di sudut area taman budaya

kita pernah memintal mimpi 

dengan puisi dan denting gitarmu

 

kata-kata yang pernah kita tulis itu

lumer terbawa hujan

mengalir dari kali jagir

dan berlayar hingga ke hilir 

kudengar, kau sudah tiada

meninggalkan kenangan dan cerita

 

(untuk cimot)

 

2022





 

Posting Komentar

0 Komentar