005

header ads

Puisi Beny Prasetyo

 Pohon Tua


Tentang malam yang penuh duka.

Pohon tua mulai berguguran, hampir mati ditelan malam sepi. Sepesang kelelawar yang lawat bernyanyi lirih.

Di antara cahaya perih.

Kunang- kunang coba hibur pohon tua, dengan kerlip cahanya. Namun sayang pohon tua, terlalu tua.

Awan hitam pun mulai menumpah tangisnya, tak kuasa menahan duka. Pohon tua kini hampir mati ditelan malam sepi.

Kini di depan pohon tua membentang sebuah temu menjadi jarak.

Pohon tua ingin bertamasya di dada seorang kekasih dan lupa jalan pulang. Dia ingin mengakar di sana, menjadi pohon yang memberi segalanya.


Rindang pohon tua serupa sukma tempat di mana rindu bermukim. Di mana rindu tumbuh lebat bagai hutan belantara,

menyesatkan segala yang ada di dalamnya.


Tapi memang benar kekasih,

beberapa temu hanya tertata di atas puisi, di antara bait juga sepasi.

Beberapa rindu sulit berlalu, melekat erat dalam ragu.



Beny Prasetyo. Lahir di Malang, Melanjutkan studi ke Universitas Negeri Malang Prodi S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Pernah tergabung dalam Griya Sastra Puisi di bawah naungan Jurusan Sastra Indonesia. Menulis sudah dia gemari sejak duduk di bangku sekolah menengah kejuruan. Puisi menjadi salah satu wadah dibuat menuangkan segala kecemasannya. Hingga akhirnya sudah menjadi kebiasaan buat dia.





Posting Komentar

0 Komentar