PuisiPuisi
Pulo Lasman Simanjuntak
Sebuah Rayuan Buat Tuhan
Masih berupa misterikah
mimpimimpi
yang menguasai kamar liar ini.
Sedangkan para malaikat baal
di kuilkuil puisi ini
telah lama
mengetuk pintu hati
penuh cemburu.
Kehadiran
Akankah sampai
denyardenyar sajakku makin tua
mengaca dimasa silam
melupakan segala tekateki
yang lalulang dihatimu.
Suatu Siang
Tukang tenung dari negeri
dongengkah engkau itu ?
hingga segala tinta
yang dulu pernah engkau ambil
dari bulubulu dadamu
kini begitu kering.
Padahal ada segaris janjijanji
yang ingin engkau torehkan
dibaitbait puisimu
tanpa diselingi khianat lagi.
Rumah Batu Jalan Tungkal I, Depok Timur
Kami biasa bercerita sampai malam larut dalam arloji
di gelasgelas biji anggur.
tak ada wajah
perempuan mabuk
dihati kami
yang penuh sukacita ini.
cinta hanyalah butiran kacang goreng
gurih dan geli.
jam berapa sekarang, tanyamu
dengkur veteran Opung Sihombing
telah melebihkan dari segala sejarah
apa yang kami punya.
Suatu Sore Di Laut Sampur
Pacu, pacukan kudaku
menuju tepi laut
selagi burungburung tuyang
membawa angin santun
di punggung karang tegar.
Inikali aku terasing lagi
sepertinya sengaja engkau
berperan
untuk membagi cinta kita
yang berebutan buat saling menjelma.
Entah
"Siapa yang membunuh tuanku penyair disiang tadi, siapa, ayo katakan."
Itu pertanyaanmu pertamakali
dalam penjara politik.
Ketika lidahmu dari benuabenua bersalju
telah dusta
untuk bersajak.
Pamulang, Kota Tangerang Selatan
April 2021
(**/Penyair Pulo Lasman Simanjuntak, Ketua Komunitas Sastra Pamulang, bekerja sebagai Pemimpin Redaksi beritarayaonline.co.id)
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024