005

header ads

Puisi Mauliya Nandra Arif Fani

 Mauliya Nandra Arif Fani

Harumnya Bunga Layu


Alangkah senang dan hati gembira

Kalau si sabit datang dan berkata,

“duduklah kalian dengan segala rasa

Menikmati harumnya duri tulang kalian

Sehabis mandi di lautan”

Kini tak ada bunga mekar

Dapatkah kau dengar

Hujan itu sampaikan rinduku?


Kita pernah berkubang kelakar

Melampaui batas tanah untuk membangun sebuah kubu

Bercumbu di puncak sendalu

Merubah tangis menjadi tawa

Tapi apalah dinanya

Semua itu khayalan kita

Kini kulihat kau dibalik tirai moyang

Berlari terus mengejar yang kau mau

Hendak dikejar ke mana?

Takdir sesaat dalam perahu yang sama

Yang kini berlayar di pantai keluarga


Banjarnegara, 2017

   

Mauliya Nandra Arif Fani

Kabar Dimensi Rindu


Ketika purnama dibiaskan

Oleh bergantinya musim

Aku telah menapaki

Jejak kenangan abadi

Masihkah kuat dengan dimensi rindu?

Melebihi lelehannya

Dari sekedar pasang matamu:

Tebu yang mencair 

Di antara kepingan darah

Yang merubah warna-warni

Asam dan basa nafas

Embun di pagi yang buta


Aku ingin berayun (lagi)

Memegang erat tubuhnya

Pada gagang kayu biru

Kala disapa angin yang lembut

Hingga detik seribu

Setelah bosan dari bermain,

Aku kembali ke kamar

Menemui rak bukuku

Yang terjajar barisan

Kokoh di dalam kotak

Aluminium serta perak

Mengkilat cerminnya,

Dari permata perut bumi


Katakan padanya, buah delima

Lalu merah padam kunci besinya


Purwokerto, 2 Maret 2019 


   

Mauliya Nandra Arif Fani

Meraih Mega


Di dalam lautan 

Wajahmu tenggelam

Membelai lembut bayangan diriku

Dalam cermin

Yang pecah

Kala kau tatap


Aku masih riuh

Dalam angan-angan

Jendelaku masih terbuka

Walau sedikit

Ranting dan dedaunan

Melambai merayuku


Aku terpikat tarian bianglala

Berdesir lembut di atas angin

Di bawah mega

Yang menampakkan cerahnya

Sehingga bahagiaku abadi


Purwokerto, 21 November 2018

   

Mauliya Nandra Arif Fani

Tanpa Makna


Sampai hari ini

Sudah berapa banyak

Larik penipu yang kau makan

Bahkan bait-bait kosong

Tanpa rasa,

tanpa bumbu-bumbu menyedapkan

kau makan sekali suap

Yang diramu dengan balutan ironi

menjadikannya hiperbola tanpa batas

takka kenyang perutmu

oleh rangkaian sajak?

Dengan segala kebohongan

jadilah racun bagi darah

dan tulang rusuk belakang

Sudah cukup kau tenggelam

dalam lautan makna tanpa kebenaran


Purwokerto, 23 Oktober 2018


    

Mauliya Nandra Arif Fani

Tentara dan Roti Sobeknya


Ada dua ksatria lengkap dengan segala tentaranya

Tombak dan bambu runcing menjadi teman setia

Riuhnya bom nuklir tak mampu kuhindari

Pelurunya tersebar di seluruh penjuru negeri

Negeri kecil di tengah sel darahku

Berebut tahta dan kekuasaan di lumbung yang sama


Bersama roti sobek di pagi harinya

Terlihatlah menawan dan gagah

Para perkasa dari jauh-jauh nusa

Merebut hati pusaka lama

Akankah suatu saat termiliki?

Satu tahta saja di singgasana


Aku kasian melihat mereka

Perang melawan pedang yang menusuk

Mencabut duri hati yang tertusuk

Merebut benteng tertinggi hingga takhluk

Sampai dunia pun tunduk

Pada insan yang sudah lama mengamuk


Masjid IAIN Purwokerto, 10 Oktober 2018

   

Mauliya Nandr Arif Fani

Tentang Mahasiswa Pemberani


Wahai kalian,

Perindu kemenangan

Yang bebas dalam gerakkan

Turun bersorak di jalanan

Melantangkan syair-syair kedamaian

Mengantar tangisan kecil tanda sirna kemerdekaan


Di sebuah negeri yang kaya bambu rotan

Permadani hijau menggulung lautan

Tiada habis sawo matang di hutan

Pasirnya pun menyimpan kekayaan

Kubuka tirai kayu di sebalik senapan

Berjuta umat terluka kelaparan

Namun yang di atas hanya merawat perawan


Hanya kita yang akan melapangkan 

Bersama kitab-kitab pembawa kebenaran

Mungkin kita hendak mati bersamaan

Melawan bahasa bebas kebohongan

Kita punya berjuta perasaan

Rasa yang gandrung akan keadilan

Satu kata, “Pembelaan”


Purwokerto, 28 Oktober 2018


 

IMG_20200206_083901.jpg



Mauliya Nandra Arif Fani, berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah. Sekarang sedang menempuh pendidikan S1 di IAIN Purwokerto jurusan Pendidikan Agama Islam. Ia juga tercatat sebagai anggota di Sekolah Kepenulisan Sastra Peradaban (SKSP) IAIN Purwokerto. Beberapa karyanya pernah dimuat di simalaba.net, koran Kabar Madura, Tembi Rumah Budaya Yogyakarta (dibukukan dalam antologi berjudul Mata Air Hujan di Bulan Purnama), koran Radar Mojokerto, koran Radar Cirebon, dan buku antologi puisi seperti 100 puisi terbaik Lomba Cipta Puisi ASEAN IAIN Purwokerto, Antologi Pilar Puisi 5 IAIN Purwokerto, Lomba Cipta Puisi Rumah Kreatif Wadas Kelir, 100 puisi terbaik Lomba Puisi Nasional Antologi Kata, 250 puisi terbaik Lomba Puisi Sahabat Inspirasi Pena, serta telah menjadi juara 3 Lomba Puisi Nasional Event Hunter Indonesia dan berkesempatan melakukan kunjungan sastra ke Singapura.

No. HP: 085726377842

Alamat Email: mauliya.nandra@gmail.com

Facebook: Mauliya Nandra Ariffani

Instagram: @mauliyanandra



Posting Komentar

0 Komentar