:Gimien Artekjursi
DARI CATATAN PENYEBERANGAN GILIMANUK-KETAPANG
kapal telah diberangkatkan
angin mengiringi kepergiannya menembus gelap
membelah laut dan harapan
akan sampai atau tenggelam masih tanda tanya
memang hanya sejangkauan pandangan
daratan di seberang tampak titik komanya
dalam kelap-kelip lampu malam
tapi takdir yang menggaris di langit
bisakah kau pastikan jatuhnya di tengah asinnya garam di laut
yang mengombang- ambingkan rasa dan keinginan
di tiap hati?
aku dan semua yang tengah berada di ketidakpastian itu
berharap kaki bisa kembali menapak daratan tujuan
tapi bila gelombang laut membalikkan nasib
yang tak pernah kita bayangkan
adakah kuasa manusia bisa menolak
sekalipun doa-doa telah terbaca di lauhul mahfudz?
meski besi rakitan itu tak terpecahkan gelombang
tapi apa kuasa manusia
di tengah laut yang tak terduga kedalamannya
dengan cuaca dan takdir yang tak terbaca perubahannya?
sementara nahkoda bisanya hanya memutar kemudi
mengarahkan kapal ke tujuan
hidup dan mati seluruh jiwa di dalamnya
tetap jadi teka-teki sebelum semua berlabuh di daratan
kita, manusia, hanya punya mimpi
lainnya: harapan
tak lebih
kenyataan sepenuhnya kekuasaan tuhan
kita sekedar menerima
bukan mencipta
(akhirnya)
Selat bali, 14 September 2025, 23.58 - Kumendung, September 2025
Gimien Artekjursi
Lahir: 03 Agustus 1963. Tinggal di Desa Kumendung, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Puisi-puisinya tampil di media cetak dan online di Indonesia dan pada beberapa antologi bersama.
Juara Lomba Cipta Puisi Sanggar Minum Kopi Bali (1989)
Juara Negeri Kertas com (2022)
Juara TISI (Taman Inspirasi Sastra Indonesia) (2023)
Nominasi Anugerah Sastra Apajake (2023)
0 Komentar
Lingkar literasi, sastra, dan seni budaya Asia Tenggara serumpun Bahasa.