LOKAJAYA KEDAI
1.
Bukan sebab nasi bungkus, kopi dan gorengan berbincang malam itu. Tapi khilaf perhatianmu. Tergeletak di bangku panjang dan ku nikmati spontan Dengan degup nanar
Di kursi bulat, 2 waktu rokaat meloncat. Masuk ke dalam air mineral, menandai malam kian ndugal. Memaki cemas sate kikil juga sepotong mimpi yang cuwil, pada jantung perempuan
2.
Bukan pula karena wedang mondo, dada ini kacau. Namun sungkan menyambangi Mengajak henti main spekulasi. Cukup kepada tahu susur, wangi pertemuan aku campur Ke dalam semangkok mie. Agar saat kilometer menjulur, pagi tak menyisakan elegi
Pula tak ada kaitan nasi bungkus dan jejak sepatu Hanya renyah sapamu, membuat langkah ingin berwudhu Takluk sementara, di kepung witir rasa
3.
Kepadamu, aroma tembalang aku titipkan. Di rangsel hitam Tempat menasbih doa berulang selama ringkih perjalanan
Solo, 2020
SKETSA UBA N
1.
Rupanya Kau sudah mengirim undangan
Menyelipkan disela legam rambut
Putih
Pertanda kemudaan mulai beringsut
Mungkin saat diri muhasabah
Menghentikan kegenitan yang selama ini nggladrah
Tapi tunggu, mohon jangan datangkan maut dulu
Aku harus les privat
Untuk pembekalan menuju akhirat
2.
Akan kupersiapkan dengan mesra
Ubo rampe sebelum hari H
Puasa lunas, sedekah ikhlas juga hablum minna nas
3.
UndanganMU sudah kubaca, lewat uban dikepala
Kelak ialah cahaya
Selagi jarijari usil tidak memetiknya
Solo, 2021
LEKUK PEREMPUAN
Belajar dari simbah Perempuan harus mengalah
Tak boleh marah, meski hati berdarah Tak boleh dendam, meski dada pernah lebam
Semua cukup dijalani, tanpa digetuni
Belajar dari ibu Perempuan kudu tangguh Tak usah mengeluh, meski banjir peluh
Kudu pintar, agar tak gampang diremehkan Kudu mandiri, biar punya harga diri
Belajar dari kenyataan Tetap pamali, perempuan mendahului : Meski kartini bicara emansipasi
Solo, 2022
Biopenulis :
Seruni Unie, penikmat puisi asal Solo. Sejumlah sajaknya pernah terbit di media, baik cetak maupun online. Pun termaktup dalam puluhan antologi bersama. Antologi tunggalnya : catatan perempuan – 2011, Andrawina – 2015, Zikir Mawar -2016 dan geguritan ‘pojokan bibis wetan -2020’.
.
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313