Aku melintasi masa lalu dalam kenangan bersamamu
Aku sedang melintasi waktu
Membuka kembali koper tua
Tempat semua kenangan tersusun rapi
Pikiranku langsung lepas landas, membawaku pergi bersama memori tentangmu
Kenangan itu, satu per satu menguak rindu
Sepeda yang dulu menemani perjalanan kita, telah menjadi besi tua
Sudah tak mampu mempopong kita menemui kota
Aku terus saja berputar
Mengitari setiap masa yang kita lalui
Membangkitkan memori-memori
Aku dibiarkan terseret dalam pusaran angin masa lalu, memasuki ruang nostalgia bersamamu
Ini bukan sebuah upaya untuk kembali
Menjejaki masa depan bersama
Aku hanya ingin menemui masa lalu
Bernostalgia dengan cerita sendu yang memanggil rindu
Kita ada, bukan untuk bersama
Karena perpisahan menjadi jalan kita
Biarkan ruang ini menjadi tempat kita mengungkit masa lalu
hanya untuk melintasi waktu, bukan memutar ulang kembali
Inilah notasi kenangan dan rindu
jika waktunya telah usai mari kita kemas kembali
kita buka kala rindu datang lagi
Aku Mengurung Jiwaku di Dalam Penjara Hatimu
Aku mengurung jiwaku di dalam penjara yang lembab
Di bawah kelopak matamu yang sering menangis
Yang bermimpi tentang tenggara ke utara itu seperti sejengkal
Aku memenjarakan hatiku di dekat hatimu
Berharap suatu hari hatimu menemukanku
Aku yang memenjarakan namamu dalam rapalan mantra kontinyu
Hanya namamu, hanya namamu saja
Namun entah apa yang membuatmu tak kunjung mendengar
Namun entah apa yang membuatmu tak kunjung menemukanku
Hingga akhirnya aku lelah tertidur
Sebelum kecupanmu mendarat aku terpaksa terbangun
Hingga akhirnya aku lelah menunggu abadi di tenggara
Dan mulai merangkak ke utara
Satu, aku masih belum lelah memikirkanmu
Namun, kau tak perlu khawatir, suatu hari aku pasti berhenti memikirkanmu
Lalik Kongkar, Pemerhati Pembangunan Desa Minat Kajian Politik Sastra dan Filsafat
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024