Ingkar | Puisi Anita Rohani
Gemercik air Tuhan
Deru lalu-lalang kendaraan
Sayunya lampu-lampu jalanan
Irama angklung terdengar sendu mengalun
Sejuta rindu ku ikat
Sejuta cinta ku rawat
Sejuta harapan ku peluk erat
Harapan bahwa kau akan tiba dan mencium keningku lalu berkata, “Aku akan membersamaimu hingga tamat”
Diam termenung
Hingga jalanan di depanku dipenuhi air, kau belum datang
Hingga senja menghilang dari pandangan, kau juga belum datang
Mana janjimu?
Bukankah kau berjaji tidak akan mengulanginya lagi
Kau bilang akan datang setelah bayang-bayang matahari berasa seperempat dari tempatku berdiri
Hingga bayang-bayangku telah pergi
Kau mengingkari lagi
Tersadar
Sebuah tutur kata menjelma pisau
Menusuk hati yang sudah membatu
Menatap nanar tak berdebar
Terlintas ingatan yang membakar, tersadar
Panas menggugah
Meledak ingin punah
Diam dengan lemah
Gerak bersusah payah
Tersadar dari lamunan
Gemercik air mensucikan
Berbisik pada bumi
Tak henti. Hingga tetesan air di pipi menjadi saksi
Biodata Narasi
Namaku Anita Rohani, kata bapak namaku diambil dari bahasa sansekerta yang artinya wanita yang panjang umur, aamiin. Panjang umurlah aku dari 26 Juni 2001 hingga kini. Alamat rumahku tak jauh dari rumahmu, nanti main ya di daerah Sirkandi, Kreyek Banjarnegara. Aku mahasantri, banyak banget kegiatanku, seperti mengeluh, mengeluh, dan mengeluh hehe. Saat ini mendengarkan music sambil menulis menjadi kegiatan favoritku. Sudah ya nanti mampir ke @anitarhn_26 kita akan bercerita lebih banyak.
No. WA/Tlpn : 083865897565
E-Mail : @rohanianita26@gmail.com
IG : @anitarhn_26
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024