Kidung Cinta Dua Insan|
Puisi Eliaser Loinenak
Sio nona jantung hati
Mari duduk di samping beta
Mari kita kunyah sirih pinang
Memadu cinta mengikat janji
Susah senang kita berdua
Sehidup semati kita berdua
Duhai kakanda pujaan hati
Bukan beta menolak cinta kakanda
Bapa mama belum kasih restu
Karena umur beta belumlah sampai
Sabarlah kakanda menunggu
Sio nona jantung hati
Sungguhkah dinda cinta beta
Jika bapa mama membelit-belit
Lebih baik kita kawin lari
Di sana dinda menenun
Beta bertani beternak
Duhai kakanda pujaan hati
Beta sungguh cinta kakanda
Tapi janganlah kakanda desak-desak
Bila kakanda sungguh cinta beta
Bolehlah kakanda meminang beta
Bila umur beta telah sampai
Sio nona jantung hati
Cinta kita terhalang adat
Bagaikan tirai tipis memisahkan
Adinda tak dapat bersanding ke sini
Beta tak dapat bertandang ke situ
Kita berdua cuma pandang-memandang
Kita berdua hanya saling melihat
Duhai kakanda pujaan hati
Janganlah bimbang dan putus asa
Kalau tuhan telah menentukan
Jikalau kita memang berjodoh
Pasti kita bersanding jua
Memadu cinta merajut kasih
Sio nona jantung hati
Andai adinda seutas benang
Kan kurajut jadi selimut
Kusandingkan di tempat empuk
Berhadap-hadapan, berpeluk-pelukan
Membakar dingin musim bunga turis
Hangatkan gigil musim bunga lontar
Bunu, 05.07.2022
Eliaser Loinenak lahir di Puamese, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, 2 Mei 1980. Menulis cerpen dan puisi. Cerpennya yang berjudul Teku dan Perjalanan sempat dimuat di Pos Kupang edisi Minggu (2002-2003). Saat ini mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Satu Atap Sunu, Amanatun Selatan, Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024