Gerakan lierasi anggota dan pengurus Jagat Sasta Milenia Rissa Churria pada “Reuni Akbar Kanggo Riko Madrasah Aliyah Negeri 1 Banyuwangi angkatan Tahun 1990 Hingga Tahun 2000” pada Rabu, 4 Mei 2022. MAN 1 Banyuwangi mendadak puisi bersama Rissa Churria, acara ini dihadiri beberapa alumni MAN dari tahun 1990 hingga 2000 yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Acara bertempat di Aula Serbaguna MAN 1 Banyuwangi.
Rissa Churria adalah Guru YPI Nurul Azhar dan YPI Al-Hikmah Annajiayah Bogor, serta Dosen Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta, penulis buku puisi Harum Haramain (2016), Perempuan Wetan (2017), Blakasuta Liku Luka Perang Saudara (2018), Matahari Senja di Bumi Osing (2020), Babad Tanah Blambangan (2020), Bisikan Tanah Penari (2021), dan Risalah Nagari Natasangin (2021), Kembul Bujana Cinta Kamajaya Kamaratih (sajak Kontempelasi 2022), menulis lebih dari 90 antologi bersama dengan berbagai penulis di seluruh Indonesia dan manca negara, salah seorang pendiri Jagat Sastra Milenia.
Pada acara Reuni Akbar Kanggo Riko Rissa sempat menyerahkan buku karyanya yang diterima oleh kepala Madrasah Aliyah Negeri Banyuwangi Bapak Drs. Abd. Hadi Suwito, M.Pd dengan didampingi alumni angkatan 1990. Berharap buku tersebut dapat menjadi khasanah pengetahuan kesusastraan terutama puisi untuk siswa-siswi MAN 1 Banyuwangi. Dalam kesempatan yang singkat itu Rissa juga menceritakan bagaimana proses kreatifnya dalam menulis puisi, “Saya menemukan ide untuk ditulis jadi puisi bisa di mana saja, pas lagi di kereta api, lagi ngajar, lagi jalan-jalan, atau berbagai aktivitas lainnya. Nah, ketika ide itu muncul, saya catat dan tuliskan, baik di cuku catatan kecil maupun handphone. Nanti setelah agak tenang, semua catatan tersebut saya buka kembali, lalu saya ramu menjadi puisi. Ada ide yang akhirnya saya drop atau tidak jadi puisi, ada juga yang saya tuntaskan menjadi puisi. Proses menjadi puisi itu tidak sekali jadi. Saya perlu revisi sampai saya rasa sudah baik. Revisinya bisa sampai tiga atau empat kali.”
Bagi seorang Rissa Churria, menulis puisi itu juga perlu banyak studi literatur, puisi adalah karya intelektual juga yang ikut serta mengungkap kehidupan manusia. Puisi walaupun disajikan untuk menggugah rasa atau batin, namun tetap harus memiliki keakuratan fakta tertentu, lalu dikemas secara kreatif, bahkan tak jarang perlu mengadakan riset meski sangat sederhana, dan puisi tidak bisa ditulis asal-asalan meski puisi bersifat imajinatif dan tergolong karya fiksi. Kamad MAN Banyuwangi juga menegaskan bahwa,”Siswa-siswi MAN 1 Banyuwangi sudah melakukan riset untuk menunjang program menulis karya tulis atau pun gerakan literasi yang lain sejak mereka duduk di bangku kelas 10”. Beliau berharap keharidaran Rissa Churria dan karya-karyanya juga dapat menjadi spirit dan penyemangat bagi peserta didik di lingkungan MAN 1 Banyuwangi.
Banyuwangi, 7 Mei 2022
Rohmat Ibni Nasrun
0 Komentar
Kirimkan Artikel dan Berita seputar Sastra dan Seni Budaya ke WA 08888710313