005

header ads

Puisi-Puisi MHD. REZY ANGGARA / BOB A SITORUS

 

SURAT DARI JAUH PENDAR MELAYU

Ketika gema subuh menghapus gelap perlahan

Cahaya berpencar-binar di pelupuk mata

Di Langkat berima bukit barisan

Di Medan sisa bulan di Metafora

 

Ketika suaramu dalam dadaku

Semacam getir rindu di sauh waktu

 

Kekasih, di sini tawamu nyaring

Di remang riuh angkot dan bis kota

Di sana rinduku kering

Di sela hijaiyyah anak-anak di musala

 

Bila nanti rinduku dicurah rinai hujan

Biar tumbuh kembang pertemuan

 

AHAD NANTI

Bagaimana kalau Ahad nanti kita menikah

Aku datang dengan serombong payung berwarna kuning

Pesilat berkuda dari Aru

Penari lentik dari Kuala

Telangkai berlidah manis halua

 

Dalam tepak kami hidang

Sekuntum puisi yang tak kembang

Kata-kata yang tercebur dalam liang

Sudah lemak ditanak siang

 

Ditanganku secawan nira

Sepinggan rasidah

Sama manis di lidah kita

Sama berjekat di hati kita

 

Bila Ahad nanti kita bersanding

Adakah kenanganmu yang selip di kening

Tentang laki-laki yang tak dapat bergeming

Ketika sekujur Inai kita sama menguning

 

 

BUKAN SEMBARANG

Ini bukan sembarang pantun

Sama di akhir kata tersusun

Panjang waktu kata ditenun

Tetap dikau jua pucuk disantun

 

Ini bukan sembarang puisi

Ke dasar malam mencari makna

Bila jadi sebait sepi

Kepadamu habis pustaka cinta

 

Puisi dan pantunku satu telekung

Rima dan isi saudara sepayung

Pantunku berakit-rakit ke ujung

Puisiku berenang-renang ke tanjung

 

 

TAKKAN HILANG ENGKAU DI PUISI

Hei rindu dalam dadaku

Teguhlah teguh dalam sendu

Dengan kaidah nama kekasihmu

 

Puisi kekal dalam malam

Pantun riak di ombak silam

Seloka pedang cerita dendam

 

Hei rindu dalam dadaku

Panjanglah panjang nafasmu

Tinggilah tinggi capai ruhmu

Biar pilu sedingin Wampu

Biar sendu sekisah Aru

Biar sepi Kuala lalu

 

Hanya padamu nanti aku berpuisi

Baik kata yang menangis-nangis

Biar rima yang mengemis-ngemis

Sepanjang aku hidup

Muskil hilang rindu di puisi

 

 

MISA

Teduhmu, Misa

Umpama perempuan di lembah Hunza

Memberi perahan hujan raya

Padaku sumur yang dahaga

 

Dalam napas yang renta

Aku ditekan, dijauhi dan ditepikan

Di deras sungai berhulu duka

Merobohkan kokoh batu dan akar pohonan

 

Dalam luka malam

Ligat bertabur cuka dan garam

Amis darahku jadi kelebat yang tak mau silam

 

Lalu, misa

Beri tangkup peluk

Syahdu fatihah yang tak lapuk

 

 

YANG BERTUAN DALAM HATI

 

Kepada Misa

Duhai, senandung beranyam rindu

Berilah daku teguh waktu

Terban perlahan ke landai hatimu

 

Duhai, puan yang beri warna pada bianglala

Beta papa meratap jarak

Sungguh tak benar beta kelana

Palung nan jauh rindu beta berpijak

 

Ini kali, bila pun kiranya berubah kelok sungai

Sedari hulu puisi ini telah berhanyut rindu padamu

Sampai nanti, kalau pun berubah labuhan hayatku

Sedari pangkal puisi ini ajalnya milikmu

 

Medan, Desember 2023-Januari 2024

 

 
MHD. REZY ANGGARA / BOB A SITORUS lahir tarikh Januari di Langkat bagian hilir adalah seorang penyair belia yang  menekuni suluk puisi dan kesusastraan sedari bangku kuliah. Kebanyakan puisinya bersantan Melayu terutama pada puisi-puisi yang terkumpul dalam buku puisi pertamanya yang bertajuk Haru Hara terbitan Obelia Publisher. Sebelumnya juga aktif sebagai pegiat Teater dan pelatih Ekstrakurikuler Teater dan Sastra

 

 

 

 

 

 

Posting Komentar

0 Komentar