005

header ads

Puisipuisi Gimien Art


 :Gimien Artekjursi


TENTANG GEDUNG TUA

(catatan kecil dari pelabuhan boom marina, banyuwangi)


1

berada di gedung tua pelabuhan boom marina

serasa melompat ke masa lampau

ketika voc belanda sedang berjaya


kapal-kapal hilir mudik datang pergi di pelabuhan boom

mengangkut hasil jarahan menuju ke australia dan eropa

kereta lori silih berganti menuju gudang dan pelabuhan

mengumpulkan pisang dan kopra

dari pelosok dan desa-desa banyuwangi


semula raffles dari inggris 

hendak menjadikan boom pelabuhan internasional

ganti belanda berkuasa

boom masih jaya


tapi musim tak pernah diam 

ombak pun terus bergerak

mengikis tangkis atau mengurug ceruk

sungai-sungai membawa tanah terkikis ke hilir

menimbun pelabuhan boom lapis demi lapis

mengandaskan kapal-kapal yang berlabuh


hiruk pikuk pelabuhan boom menghilang 

berubah jadi pelabuhan mati

dermaga sepi, gedung-gedung menua

jalan-jalan membujur kaku

rel-rel terkubur debu

pelabuhan boom tinggal masa lalu


2

setelah masa lalu itu berlalu

setelah semua mimpi-mimpi dan kenangan terkubur 

tinggal gedung tua itu satu-satunya yang tersisa


bakal tak ada lagi yang bisa kau jadikan cermin

bila gedung rapuh itu juga kau runtuhkan

kau terbangkan atap-atapnya yang berkarat

kau robohkan dinding-dindingnya yang lapuk

seperti yang lainnya: rata dengan tanah

jadi tempat parkir, jadi gedung baru



bakal tak ada lagi yang bisa kau jadikan cermin untuk melihat masa lalumu

tinggal pondasi yang terkubur 

tak bisa bercerita apapun selain tidur


masa lalu memang harus berganti

tak harus tetes darah biru moyangmu 

menggenang di halamanmu kini

atau merakit kembali singgasana yang remuk karena usia

tapi mengenang mimpi indah hari-hari kemarin

tak cukup dari album buku yang terlipat


bila kau dirikan monumen hari ini 

untuk mengenang dirimu 100 atau 1000 tahun lagi

kenapa kenangan ribuan tahun 

kau kuburkan hanya untuk suatu yang belum tentu jadi?


(berdiri di depan gedung tua pelabuhan boom marina

aku serasa tenggelam di tengah abad yang hilang)


gedung tua itu adalah cermin masa lalu kita

jadi biarkan gedung-gedung itu menua dalam usia

biarkan membuat sejarahnya sendiri waktu demi waktu

biarkan membuat catatan sendiri dalam lembar-lembar ingatan

sampai nanti ke anak cucu


Kumendung, 29 Mei 2023























:Gimien Artekjursi


API BIRU DAN PENAMBANG BELERANG


bahkan sampai dikenalnya api biru di penjuru dunia

hidup tak juga berubah

hilir mudik orang-orang bercengkrama

tak meringankan beban yang memberat 

di bahu para penambang belerang 


masih saja mereka mendaki dan menuruni lereng terjal ijen

terengah-engah 

menapaki batu-batu menuruni lereng lembah

untuk kembali mendaki dengan beban memberat di bahu

setapak demi setapak

beriringan dengan sang maut yang siap merenggut

di batu-batu yang bergelantungan

juga di batu-batu yang dipijak


setapak demi setapak 

sembari menghirup udara beracun

yang sudah mengendap di seluruh pembuluh darah

mereka harus menahan perih jiwa raga

memikul bongkah-bongkah belerang 

dengan nilai tukar tak seberapa


hidup tak juga berubah

kilat kamera para wisatawan

tak mengendapkan kemewahan di saku mereka

para penambang belerang tetap terengah-engah sendiri

menahan lelah

dari hari ke hari


dari hari ke hari

api biru kawah ijen bersinar di berbagai penjuru dunia

tapi cahayanya 

tak juga menerangi gelapnya hidup 

para penambang belerang


Kumendung, 28 Mei 2023


*) Gunung Ijen adalah gunung berapi terletak di perbatasan Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.






:Gimien Artekjursi



MIMPI SIANG SEORANG PETANI DI TUMPANG PITU


memandang gunung tumpang pitu yang telah kehilangan puncak

seorang petani membayangkan dirinya midas

yang bisa mengubah semua menjadi emas 

dengan sentuhannya


bertahun lalu ia pernah menanam berbagai macam

di sebagian lereng gunung tumpang pitu

tapi sebutir pun emas belum pernah ia petik 

dari daun dan buah yang ia panen tiap musim 


tapi kini orang-orang menggali puncak gunung 

sampai menembus dasarnya

bukan lagi dengan cangkul atau traktor 

tidak menabur benih atau menancapkan batang singkong

tapi membawa pulang tiap butiran tanah, pasir dan batu

berisi emas dan perak


petani itu telah berpindah ladang 

gunung tumpang pitu di kejauhan 

sedikit demi sedikit puncaknya hilang sampai tak bisa dilihat lagi 


dan semakin hilang puncak gunung 

semakin nyata di benak petani itu: butir-butir emas bermunculan

dari tanah yang dulu setia ia cangkul bongkah demi bongkah

tapi kini tak pernah ia lihat apalagi ia injak


sampai suatu siang saat istirahat masih bermandi keringat 

memandang gunung tumpang pitu yang telah kehilangan puncak

petani itu membayangkan dirinya raja midas

yang mengubah semua menjadi emas dengan sentuhannya


cangkul, sabit, tiap bongkah tanah, batang-batang pohon

semak, rerumputan, capung dan belalang

semua ia sentuh berubah menjadi emas

duduk di balai bambu di dangau tempat biasa istirahat

serasa di atas singgasana berselimut tirai emas

sampai ia disadarkan kehadiran sang istri

datang mengantar makan siang






di dangau 

sendiri tersenyum sang midas dalam mimpi

menyuap lahap kiriman istrinya: 

nasi dengan lauk ikan asin disertai sambal 

lengkap dengan rebusan daun singkong, bayam dan kenikir 

(yang bisa didapat di sekitar halaman rumahnya)


"setidaknya aku masih bisa bermimpi indah

melebihi indahnya hidup ini," gumamnya entah bicara pada siapa 

yang pasti tidak pada gunung tumpang pitu

yang sudah tak jadi gunung


Kumendung, Sabtu, 6 Mei 2023


*)Gunung Tumpang Pitu adalah tambang emas terbesar di Indonesia setelah Freeport, berada di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.

































:Gimien Artekjursi


SUATU KETIKA DI SEBUAH DERMAGA SAAT PETANG MULAI DATANG

-catatan kecil dari pelabuhan pancer-


tak banyak ku ingat

selain debur ombak, hempasan angin

dan tentu saja aroma garam dan anyir ganggang


setiap orang melintas dengan mimpinya sendiri

tak ada yang peduli 

kau atau siapa yang mengayuh nasibnya sampai ke tepi 

dan menyeretnya bersama musim yang membebani kedua bahu

hanya untuk sekedar bersandar dan berlabuh barang sejenak

di dermaga yang tak lagi utuh

bahkan nyaris remuk

sekedar berlabuh untuk kembali berlayar 

sampai rindu memenuhi seluruh hari


tak ada yang peduli

semua orang, juga aku

melintas dengan mimpi sendiri-sendiri

ada bahkan sekedar melintas tanpa harus mencari batas 

apalagi memburu petang sebelum malam mengembang


sedang kau masih harus menghitung seluruh usia

guguran bunga, juga bintang-bintang yang menjadi tanda

datangnya musim dan angin

dan deburan jantungmu sendiri

sambil berharap: laut tak menguburmu

tak mengubur mimpi-mimpi keluargamu


di biduk itu kau tumpahkan semua doa dan harapan 

–tanpa mimpi


Kumendung, 7 Mei 2023


*) Pelabuhan Pancer adalah sebuah pelabuhan perikanan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.










:Gimien Artekjursi


ALAS PURWO


alas purwo menyimpan aneka misteri

tak banyak yang bisa digali

rahasia yang kini tersembunyi


tak hanya makhluk astral

yang diyakini sakral

batang kayu dan batu 

bisa jadi keramat

dan menimpakan laknat

jika di sana kau berbuat maksiat


di alas purwo: pertapa, satwa, jin, dan pelaku wisata

saling berbagi segala: asa sampai rasa

tak ada saling paksa


pertapa bersemedi mencari rahasia ilahi 

yang tertutupi

di gua-gua 

menjelajah alam kasat mata

mengasah seluruh indra

demi menggapai swarga loka


satwa-satwa menjelajah belantara

demi besarnya keluarga

mengikuti putaran jentera kala

untuk bertahan sampai akhir masa


jin-jin mengisi bagian belantara berbeda

menepi di sudut-sudut sunyi

tanpa mengintimidasi lain penghuni  

 

pelaku wisata

menapak semua yang bisa di jejak

tanpa harus satupun rusak


di belantara alas purwo, terkubur aneka misteri

yang tak selalu harus bisa dimengerti

yang tetap akan menjadi rahasia tersembunyi

sampai segalanya mati


Kumendung, 4 Mei 2023


*) Alas Purwo adalah Taman Nasional berada di Kecamatan Tegaldlimo dan Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi.

:Gimien Artekjursi



RELIEF



akan kuukir jiwamu di dinding itu

kuukir jiwamu bukan tubuhnu atau wajahmu

akan kulukis lalu kuukir jiwamu di dinding itu

dengan bunga-bunganya

di hatimu

juga mimpi-mimpimu


akan kulukis lalu kuukir

semuanya

hidupmu, kehidupan jiwamu

masa lalumu, hidupmu yang kini

dan akan datang 

yang ada di angan-angan, di kenangan 

dan seluruh gejolak batinmu


rasa rakut dan kecewamu

akan kulukis lalu kuukir, kupahat di batu-batu di dinding itu

kuukir, agar tampak jelas segala yang tersembunyi di hatimu

juga di jiwamu, di seluruh jiwamu

agar tak lagi ada yang tersembunyi

agar siapapun dan apapun bisa melihatnya

inginmu, kecewa dan takutmu juga kebencian dan sesalmu

dan semua kebohonganmu

semua yang tersembunyi dan tertutupi oleh kepura-puraanmu

akan kuwujudkan di dinding itu

menjadi ukiran, pahatan relief


wajah dan tubuhmu bakal 8menua, keriput dan lunglai

tapi di relief itu 100 atau 1000 tahun lagi tak akan berubah 

bila sekarang kulukis dan kujadikan pahatan


tapi jiwamu yang bergejolak, mimpi-mimpimu, kenanganmu

dan semua yang tersembunyi dalam dirimu saat ini

100 tahun lagi bila kau menengoknya

tetap tak berubah seperti adanya saat ini

sama seperti yang kuukir di relief


Guliang Kawan - Kumendung, Mei 2023





:Gimien Artekjursi


SEPOTONG CERITA BUAT DESAK S


mengingatmu seluruh tubuh adalah untaian doa

harum yang kau tebar di sunyi udara adalah doa

di tengah dingin alunan kidung persembahan di pura

di antara gemerincing genta pendeta yang memuja


mengingatmu seluruh gerak adalah doa

di lembar-lembar dedaunan, di batu-batu, di pepohonan 

himpunan doa ada di seluruh semesta

sekujur jiwa berbalut doa dalam tarian bunga-bunga


apa yang kau yakini sedari awal ketika hari terbuka?

yang kau wujudkan dalam butiran santap pagi di sepotong daun?

sang gaib bagai menjelma nyata dalam puja trisandya 

memenuhi seluruh alam sampai di sudut-sudut yang tersembunyi


juga di kerling mata dan lentik jarimu 

doa kau tebar dalam kuntum-kuntum persembahan

bagi dewa-dewa

yang menguasai jagat semesta


dan seperti doa, selalu ada arti di setiap gerak tubuhmu

bahkan pada tiap tetes tirta yang memercik di jari

meski sangat ku kenal 

tapi selalu ada yang tak ku tahu bagai sebuah sandi

selalu ada yang tetap asing walau sudah begitu karib menyatu

selalu ada yang tak kumengerti


Guliang Kawan, 12 Mei 2023

















:Gimien Artekjursi


ELEGI PARA KULI BANGUNAN


keringat ini menangis sepanjang hari

bukan untuk sepotong kemewahan

tapi hanya sekedar untuk bisa tersenyum sepanjang malam

di dalam mimpi


kemewahan hanya ada dalam angan-angan

bahkan di dalam rumah megah yang kami dirikan

hanya mimpi kami akhirnya berbaring di sudut-sudut ruang

:di kejauhan 

 bola mata kami hanya bisa memandang 

 pagar luar yang terkunci


andai angin bisa mengenyahkan rasa lapar

tak perlu kami bercucur tenaga

mengangkat beban yang kadang di luar kemampuan 

tapi demi keluarga bisa merasakan hari esok

kami lakukan apa yang kami mampu


panas matahari kadang hujan

kami jadikan sahabat 

tak peduli rasa sakit menyengat

kami harus tetap giat dan semangat

karena jika hari ini kami tak meneteskan keringat

tak ada yang bakal memberi kami bekal pengganti penat


kami harus bekerja selama kami mampu

selama ada yang membutuhkan tenaga kami

tak peduli keringat tak mengering sepanjang hari

bisa bekerja berhari-hari

berarti bisa terus tersenyum bermalam-malam dalam mimpi

kami akan berhenti bekerja bila sudah mati


Kumendung, 28 Mei 2023




GIMIEN ARTEKJURSI puisi-puisinya dimuat di media cetak dan online di Indonesia dan beberapa antologi bersama

WA: 08533554684



Posting Komentar

0 Komentar