005

header ads

Puisi-Puisi Aldian Dahoklory


Tani


Alam yang diam itu

Ada harapan menjalar

Bagi akar yang keluar

dari tanaman umur


Ada tunas baru yang mekar

Di bahu petani yang kekar dan

Di hati petani yang sabar


Ada tanah yang berbuah

Dari pohon-pohon kasbi

Yang dirawat kasih juga

Dengan cinta yang utuh


Daun yang gugur dan tumbuh

lalu yang tumbuh kembali gugur 

Petani itu memetik buah arti, bahwa

Orang-orang yang menabur

Dengan mencucurkan air mata

Akan menuai dengan bersorak-sorai.


Dahan-dahan yang mati itu bersaksi,

tentang iman petani

Yang mengasihi hasil sendiri dan tentang

Ketulusan yang mencintai tanaman

Awan yang mengasihi dalam hujan


Harap yang hidup itu

lahir dari tanah dan dari

Tangan petani yang memeluk landang

ada hasil yang berbunga dalam gumul.


Ambon, 10 Oktober 2023


 Surat Dari Rakyat


Tanduk-tanduk berdebat

Mulut berbunyi terompet

Uang berbicara dalam dompet

Menyambut acara tersebut

Pada 2024 yang mendekat


Nomor urut satu menyebut

Dirinya hadir untuk rakyat

Nomor urut dua menyebut

Dia adalah seorang yang berniat

Nomor urut tiga menyebut 

Dia ada untuk merawat


Di perut bumi yang menjerit

Rakyat itu berlutut dalam syafaat

dengan harap yang melangit


Semoga visi dan misi

Bukalah satu janji

Bukalah bubur basi

Bukanlah basa-basi


Semoga yang berniat

Tidaklah berkhianat

Atas apa yang disebut 

Juga tidak menjabat

Bagaikan seekor lalat

Yang sering menjilat

mengisi perut

muncul sesaat saja

dengan ucapan selamat memperingati 


Rakyat terkena penyakit

yang sangat begitu sulit untuk diusut

maka atas semua sakit aku menyebut

Hutan dihuni perusahaan

Tanah dihuni investor

Laut dihuni koruptor

Hak asasi di bawah kursi

Hukum bermata uang

Adalah penyakit yang tidak membutuhkan perawat

Tetapi perlu diralat dan perlu dirawat.



Rakyat mengharapkan seorang ayah

Yang bisa memberikan adil

bisa memberikan kasih

bisa merangkul anaknya

bisa memahami tangis

bisa membasuh air mata

bisa menyalakan Pancasila

bisa mewujudkan sejahtera

dan bisa menyatakan arti merdeka


Harap kami di dalam surat suara,

Itulah doa yang kami titip.


Ambon, 03 Oktober 2023


TOPENG


Seni rupa yang kubaca

Judulnya tak bersampul

Jiwa yang ditutup warna


Di balik setiap wajah

Pasti ada terselip kesah


Yang didengar telinga

Tidak apa-apa dan

Baik-baik saja 

Tapi di dalam doa

Deras air matanya

Gugur menjadi kata


Yang terlihat di mata,

Tawa yang gembira

Ceria yang sempurna

Tapi di dalam kepalanya

Padat dipenuhi pikiran

Sampai mulut-pun

Diam seribu bahasa

Tak sanggup bercerita


Yang sering ditemui

Pandai sekali meniru

Nada yang sangat lucu

Tapi di dalam sunyi

Bunyi pilu tersembunyi

Dalam hati yang diam

Tak memiliki rumah

Tempat untuk menitip cerita hangat


Yang sering tersenyum

Dia yang begitu ramah 

Jiwa yang penyayang

Tapi di atas keningnya

Ada kehilangan yang hidup

Di lambung hatinya

mengiris jantung 

dan dibalik cahaya ketulusan itu

tak ada lagi jalan untuk kepulangan.


Ambon, 9 Oktober 2023


KELUH


Tuhan 

Apakah orang-orang sudah tidak takut akan Tuhan ?


Tuhan, ini aku

seribu juta keluh

dan tetesan air mata


Tuhan 

Dunia begitu tidak adil

Bagi mereka yang kecil

Bagi mereka yang terpencil


Dunia begitu curang

Bagi yang tidak ber-uang


Dunia begitu miris

Bagi kaum minoritas


Dunia begitu jahat

Bagi masyarakat

Bagi mereka yang melarat


Dunia begitu suram

Bagi yang tidak mampu


Dunia begitu gelap

Bagi lingkungan hidup


Dunia begitu kotor

Bagi mereka yang jujur


Tuhan 

Dunia begitu krisis

Bagi mereka yang dirampas

Bagi mereka yang ditindas


Dunia begitu memihak

Bagi mereka yang diperbudak


Dunia begitu keras

Bagi mereka yang tidak berstatus


Dunia begitu bercanda

Bagi mereka yang tidak ber-ada


Tuhan

Dunia begitu memilah

Bagi mereka yang mencintai pemerintah


Dunia begitu berbahaya

Bagi mereka yang tidak berdaya


Tuhan 

Aku hanya berpegang pada firman-mu 

yang menjadi jalanku untuk pulang.


Ambon, 9 Oktober 2023

_____________________________________________________

Aldian Dahoklory, pria kelahiran Yawuru, 16 Oktober 2002. Pecinta Puisi. Statusnya sebagai Mahasiswa Universitas Pattimura, jurusan Bahasa dan Seni, Program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. 


Editor: Firman Wally





Posting Komentar

0 Komentar