005

header ads

Sakit pinggang di usia 18 tahun?


Ilustrasi:sakit pinggang

Sakit pinggang di usia 18 tahun - Mungkin sebagian dari kalian akan berfikir aneh ya, karena biasanya yang sakit pinggang itu adalah para orang tua, dan lansia ya. Tapi memang anak muda ngga bisa sakit pinggang?


Yuk ikuti kisah awal mula bagaimana saya bisa sakit pinggang.

        Dua tahun terakhir ini adalah masa-masa sulit untuk dunia, karena kemunculan wabah covid-19 yang menggemparkan dunia. Covid-19 mulai booming di Indonesia sekitar awal tahun 2020, saat itulah dimana segala kegiatan kita di luar rumah dibatasi. Pada pertengahan bulan juli 2020 kakak pertama saya terdeteksi positif covid, hal itu membuat kami sekeluarga Harus menjalani isolasi mandiri dirumah selama 14 hari. Setiap hari kami harus selalu didalam rumah dan tidak boleh keluar rumah apalagi bertemu tetangga, awalnya berat namun lama lama kami jadi terbiasa. Untungnya tetangga kita baik semua, jadi kita tidak susah jika membutuhkan sesuatu meski hanya bisa lewat menaruh uang di depan pintu dan meninggalkan pesan butuh apa saja lalu yang kita butuhkan akan ditaruh kembali ke depan pintu. Hal itu sangat membantu kita yang terbatas pergerakannya.

       14 hari dirumah kita jalani dengan menghabiskan waktu untuk menonton film, bercerita, dan memasak bersama. Hal itu juga yang dapat menutupi kesedihan kita karena harus mengasingkan diri dari masyarakat. Kami juga menjadi lebih dekat dengan satu sama lain. Namun, lama-lama kita menjadi jenuh jadi kita habiskan waktu yang tersisa untuk masak,makan, dan rebahan. Tetapi makanan itu paling sering kita konsumsi adalah yang serba digoreng dengan minyak yang banyak. Dan kami juga sering mengkonsumsi minuman es dan manis. Sebuah keputusan yang salah sebenarnya, karena seharusnya kami menjaga pola hidup sehat tetapi malah menjalani pola hidup yang buruk.

     Karena covid 19 juga, sekolah saya menerapkan  metode daring dalam proses belajar mengajar. Dimana kita hanya duduk diam di rumah sembari menatap layar gawai yang menayangkan proses pemberian materi dari para guru, dan dilanjutkan dengan memberikan tugas saja. sehingga membuat saya malas untuk bergerak dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk duduk dan rebahan di kamar saja. Terkadang Saya hanya akan bergerak untuk mengerjakan pekerjaan rumah, ke kamar mandi dan ke dapur untuk makan. Dan saya jadi kurang berolahraga karena sudah terlanjur nyaman dengan pola hidup yang seperti itu.

     Pola makan yang tidak sehat, sering begadang dan juga kurang beraktifitas membuat saya yang awalnya sehat menjadi sering sakit kepala, tubuh terasa nyeri dan sering sakit pinggang

    Sakit pinggang yang semula biasa saja, semakin lama rasa pegal di pinggang saya semakin sakit. sampai membuat saya tidak bisa membungkuk,berdiri susah,bahkan rebahan pun terasa nyeri. akhirnya saya mencoba untuk periksa ke dokter. dokter bilang bahwa ini di sebabkan karena saya kurang berolahraga, kurang minum air putih, duduk terlalu membungkuk, terlalu sering tidur tengkurap dan pola makan yang tidak sehat. Dokter menyarankan saya untuk mengubah secara perlahan pola hidup saya yang tidak sehat, dan dokter juga menyarankan saya untuk mencoba di fisioterapi

    Dan ya usaha tidak akan menghianati hasil, dengan saya yang pertama-tama mencoba difisioterapi dan dilanjutkan dengan perlahan mengubah pola hidup saya dengan cara sering berjalan kaki di pagi dan sore hari, lebih sering minum air putih, lebih sering memakan sayur, dan mulai mengurangi mengkonsumsi makanan yang berminyak dan minum minuman manis.saya sudah jarang merasakan sakit kepala dan sakit pinggang lagi.

  Sebuah proses yang tidak bisa di bilang singkat, namun membuahkan hasil yang sangat luar biasa bagi diri saya.

     Sebagai anak muda, ayo terapkan hidup sehat dengan berolahraga meski hanya jalan kaki di sekitar rumah, minum air putih sesuai kebutuhan dan jangan lupa mengonsumsi makanan sehat. Ayo jadi anak muda yang sehat secara jasmani dan rohani, jangan jadi anak muda yang jiwa muda tetapi raga lansia.


Oleh Afriza Rahmatulail Khoirunnisa, d3 perpustakaan universitas sebelas maret.


Posting Komentar

0 Komentar