005

header ads

Bergadang



Senyum rembulan menyinari penyair

Yang sedang mengaduk kata

Secangkir aroma kenangan

Mengaduk rotasi harapan

Yang berputar pada tumpunya


Hiruk pikuk kelakson kebisingan dari kejauhan

Berselimut kabut kedinginan

Memoar kerinduan kian membeku

Pada khatulistiwa yang melintang di kepalaku


Waktu itu telah sunyi

Flora, fauna sedang menikmati mimpi

Aku dan dia berlagak lugu

Mengundang sedikit tawa

Menggema di ruang hampa

Bersama kokokan ayam ketawa


Melihatmu laksana bintang kejora

Tak tahan ingin melihatnya

Menahan perihnya mata

Ketika rasa terkikis pesona

Melihatmu, memoar rindu yang tak kunjung pergi

Melihatmu, semerbak bunga bermekaran di pagi hari


Senyum tawa tiada henti

Sepoi angin yang dingin

Kini mengubah kehangatan

Semangat tiada henti


Hingga fajar tiba

Api unggun yang sedang membakar hati

Membaca diksi nyata

Menerima apa adanya

Datang membawa bukti

Namun, aku tak bisa membalasnya serupa


Ketika itu

Hingga saat ini

Sebuah kata yang berlabuh di gendang telinga

Kini terukir dalam lubuk

Bersemayam dalam mimpi


Kota Batu

Penulis :Muhammad Dzunnurain, Kelahiran Kota Keris Sumenep,  30 Juni 2003. Mahasiswa biasa saja menghabiskan waktu dengan membaca. Salah satu karya Puisi, Opini dan Esai pernah di muat di media online dan cetak di antaranya Majalah Sidogiri Edisi 179, Antologi Puisi “Patah”(2022), NegeriKertas(2022), Nolesa.com(2022), RumahBacaTv(2022), RumahLitersiSumenep(2022), Kompasiana(2022), Koran Harian Bhirawa(2022), TirasTime(2022). Bisa menghubungi langsung lewat surel muhammaddzunnurain63@gmail.com


Posting Komentar

0 Komentar