005

header ads

Kasidah seperempat cinta | Ahmad Rizki

 Kasidah seperempat cinta

| Ahmad Rizki


Setiap mimpi-mimpi

yang telanjur kita yakini

hari ini adalah patah hati

yang tak terobati.

Bukankah kenyataan adalah

sakit hati yang tenggelam dalam

ilusi cinta yang tak dapat kita raih?


Setiap hari kita jalani mimpi

dengan hati yang tersakiti

dan tak kita temukan juga

apa sebab cinta tak kita miliki.

Bukankah kenyataan cinta ini

memang tak pernah kita

miliki?


Setiap mimpi yang jatuh

ke bumi adalah cinta kita

yang gagal temui.

Bukankah memang seharusnya

tak kita dapat cinta seperti ini?


Setiap cinta yang kita

impikan adalah seperempat

kemungkinan dalam iman. Dan

bukankah seharusnya kenyataan

cinta yang kita pertaruhkan adalah

kemustahilan?


Ciputat, 2022

Kasidah cinta cucu-anak Adam


Ketika bahasa

dan hidupku jadi

kasidah. Ketika

cintaMu jatuh di

lubang hatiku.

Dan hatiku nyangkut

di dinding

ketiak hatimu. Tak

akan kuberikan

khuldi untuk menggoda

hasrat cintamu.

Atau kuberikan puisi

untuk mencicipi

keheningan hasrat cinta

kita.


Namun akan kuupayakan

cintaku sebersih

bumi yang dihuni

Adam-Hawa

ketika mereka telanjur

diusir dari rumah sorgawi.


Semua yang kau sukai

itu fana. Namun kasidah

cinta kita jaya abadi di sorga.


Akan kukatakan

cinta purba Adam

-Hawa yang

pertama mereka lantunkan

di depan malaikat

-malaikat sorga.

Agar kasidah jadi

cinta. Agar kasidah

cinta jadi

milik kita berdua.


Ciputat, 2022

Kasidah kesepian


Ramai suara di luar

jiwaku tenggelam dalam

kesepian. Nafsu dunia dan

keinginan jiwaku menggelinjang

dalam hawa gaib.

Ungkapan dan pertanyaan

seperti nyanyian. Dan

sebuah rencana kehidupan

terasa tak ada bedanya.


Ramai suara di luar

jiwaku tenggelam dalam

kesepian. Penyesalan

dan air mata adalah awan

hitam. Udara di paru-paru

sama kotornya dengan keinginan.

Dan kehidupan adalah

mabuk sepi sendirian.


Ciputat, 2022

Kasidah kemanusiaan.


Berjalanlah hari seperti biasanya.

Orang-orang menemukan besi,

tanah dan kekayaan, atau 

baja dan pembangunan, atau

teknologi dan kekuasaan,

atau seni dan budaya.

Namun yang terlanjur tercipta

hanyalah penindasan.


Berjalanlah kehidupan tanpa perkiraan.

Orang-orang menyangka membangun 

dunia dapat dilakukan dengan

tangan dan otaknya,

atau merumuskan sejarah

dan masa depan dengan

visi-misinya, atau

ilmu dan pengetahuan untuk

menyelamatkan hidup, atau

mempersiapkan kematian

dengan mimpi keselamatan.


O, berjalanlah kehidupan

setiap hari,

tapi yang tak dilahirkan adalah

kemanusiaan.


Ciputat, 2022


Ahmad Rizki, menggelandang di Ciputat, Tangerang Selatan. Beberapa puisi omong kosongnya termaktub di media daring. Buku puisi yang terlanjur terbit, Sisa-Sisa Kesemrawutan (2021). Informasi tambahan dapat ditemukan di Instagram @ah_rzkii - email ahrizki048@gmail.com





Posting Komentar

0 Komentar