005

header ads

Puisi GELORA YANG TERPENDAM | Nana Wahyu

 

  1. KARYA

Puisi GELORA YANG TERPENDAM

| Nana Wahyu


Tepat sepuluh November lalu

Di bawah langit sore Surabaya

Ku pijak bumi pahlawan

Berteman dengan rintik hujan


Maksud hati ingin berziarah

Mengenang dan memanjatkan doa

Untuk para kusuma bangsa

Panglima kemerdekaan negeri tercinta


Maksud bagai maksud manau

Guyuran tangis sang langit

Seakan tahu buncahan hati

Sedarun menunda rencana yang kian rapi


Di balik kaca jendela

Netraku memandang aksa tugu pahlawan

Diam membisu teringat kenangan

Tangis darah perjuangan kemerdekaan


Pahlawanku... 

Terima kasih atas segala perjuanganmu

Sungguh, rasa ini menggelora dalam kalbu

Bangga jiwa teladan, patriot, nasionalismu


Tulungagung, Juni 2022



B. BIONARASI

Nana Wahyu. Gadis kelahiran 2001 yang tinggal di salah satu kota kecil ujung selatan pulau Jawa, yaitu Tulungagung, Jawa Timur. Saat ini dia mengenyam pendidikannya sebagai mahasiswi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Program Studi Tadris Bahasa Indonesia. Hobi membaca ia tekuni sejak belia, hingga menarik perhatiannya pada bidang kepenulisan. Baginya, menulis cara untuk mencurahkan segala gejolak yang ada di hati dan pikirannya dan dituangkan dalam bentuk goresan. Motto hidupnya terinspirasi pada istilah berbahasa Arab “Man jadda wajada” yang bermakna siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Pembaca bisa mengenal lebih dekat dengan penulis lewat akun sosial media instagramnya naawahyu_ . Salam kenal dan salam literasi.


C. GAMBAR ILUSTRASI



(Gambar diunduh dari Google: https://icomcos.fst.conference.unair.ac.id/icomcos2020/


Posting Komentar

0 Komentar