005

header ads

Puisi DIAMNYA SANG PENDOSA Karya : Wiwin S.A

 DIAMNYA SANG PENDOSA

Karya : Wiwin S.A


Manusia pendosa saling mencintai dalam doa

Merapal wirid membasuh dosa membelah luka.

menancap gemerlap cahaya, tertulis sajak cinta. 

tergambar  tentang sunyi yang tak lagi sepi

Pada setitik kenang terselip senyum bahagia

Tuhan telah anugerahkan jumpa

Ada cumbu yang tak akan layu

Meski terlilit rindu dalam kungkungan waktu

Jalan takdir telah mengurai kisah

Pada kelok asmara mereka kata pendosa

Tak ada jeda untuk meminta Kasih-Nya 

Diamnya berlumur butiran mantra

Tergurat tanya saat fajar menyingsing

Bagaimana waktu tanpa matahari dan bumi?

Sebagai ciptaan, matahari dan bumi akan mati.

Ketulusan hati terlahir kembali

Rindu tak lagi memiliki waktu tunggu

Bara Alengka membakar tubuh Rahwana

dalam sekarat dan kecewa bibirnya berucap pada Sang Penguasa Jagad

Seperti pintanya, menyatukan cinta mereka dalam suargaloka 


Kediri, 8 Desember 2020






JERIT HATI

Karya : Wiwin S.A


Semalam kubisikkan pada angin dan rembulan

agar ia segera pulang

Dan matahari tampakkan sinar,detak jam terasa begitu pelan berputar

Cepatlah keluar dari peraduan.

Hatiku terasa dungu menunggu tanpa tau waktu berlalu

Kupanggul perih mewirid cinta dalam ayat

Jerit hati menguar kisah pada bait langit

Lakon belum usai  dimainkan

Sebuah mimpi untuk menapak jejak Tuhan.

Tentang rintih yang telah lama kita rahasiakan pada semesta.


Sudut Anggrek, 2 Januari 2021















MERAPAL DOA UNTUK RAHWANA

Karya : Wiwin S.A


Wanita itu bukanlah tajuk mahkota pun tali jiwa,

Wanita Alengka yang bangga  karena memiliki ragamu

dan aku, wanita pingitan yang kau simpan di taman Argasoka

Rahwana, pejuang cinta yang mampu memayungi hati wanita

dengan peluh, caci maki dan rasa hina

Aku yang telah kau jaga kurapalkan doa atas namamu

Untuk sebuah keteguhan rasa yang tertanam dalam kalbu,

Kita tak  mampu menjamah rindu 

Kemenangan perang telah mengukir takdirku bersama Rama.

Semesta, apa yang ingin kau kata?

Tentang rindu pun cinta terlarang.

Sedangkan dalam dada, 

kau izinkan ia menjamah ceruk  menabur bunga

Rahwana, harimu bergulat dengan nestapa

Ada yang  tetap setia

Merapal doa hingga suargaloka menjemput kita

Tak ada yang mampu menandingi kesetian ‘diam’

Hingga tutup usia.

Sudut Anggrek, 4 Januari 2021








BARA ALENGKA

Karya : Wiwin S.A


Anak panah terhunus busur pun patah

Langit kabarkan kemenangan

Dua hati segera dipersatukan untuk sebuah kemuliaan.

Kuboyong cinta Sinta ke Ayodya

Rama, kuterima dengan senyum

Kemenangan milikmu

Ikatkan jiwa pada tali sakral

Kan kupintal pengapdian ritual

Mana mungkin kubiarkan cinta sejati pergi

Aku yang mencitai dengan ketulusan hati

Sedang sang pemenang meminang  untuk sebuah  kemuliaan

Ini adalah lukisan hidup yang dianugerahkan Tuhan

Bahwa Rama Sinta akan segera dipersatukan

Tidaaaak!

Kemenagan sayembara boleh menjadi milik, Rama

Tapi cinta sejati hanya ada di hati, Rahwana.

Kupanggul cinta  ke Argasoka.

Kuikuti pintamu kembali pada  tali jiwa

Bara Alengka membakar tubuhku.

Dalam sekarat pun kurapal namamu.

Dewa tak ingkar suargaloka terbuka untuk sebuah kesetiaan.


Sudut Anggrek, 6 January 2021




 


C:\Users\star\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\WhatsApp Image 2022-02-23 at 05.43.50.jpegWiwin SA, lahir di Kediri Jatim. Kecintaannya terhadap dunia sastra mulai tumbuh ketika ia masih duduk di bangku SMP. Menempuh  Pendidikan terakhir S1 Kependidikan Dasar IKIP Negeri Malang lulus sebagai wisudawati terbaik FIP dengan predikat cume loude. Serasa rindu  menuai temu, ketika menjadi mahasiswa, ia aktif dalam kegiatan  Himpunan Mahasiswa Penulis. Tulisan puisi dan cerpen seringkali dimuat  di tabloid kampus.  Pernah mendampingi pendidikan anak-anak jalanan ( Anjal) bergabung dengan LSM LPKP Jatim. Pengalaman mendampingi Anjal telah membuahkan beberapa karya puisi yang di terbitkan  tabloid kampus serta terangkai dalam novel perdananya tahun 2009. Kecintaan akan dunia sastra tetap tumbuh, disela-sela kesibukannya sehari-hari sebagai pendidik bocah- bocah kecil berseragam merah putih, mengisi waktu jeda untuk berkarya.  Beberapa puisi dan cerpen karyanya pernah dimuat di Majalah Media Pendidikan Jatim. Pernah mendapat penghargaan sebagai penulis fiksi terbaik versi  Media Jatim. 

Karya tunggal Wiwin SA 

  1. Novel ‘Senandung Peri Bersayap’ JP. Books Surabaya, tahun 2009

  2. Buku Puisi Tunggal  ‘Desir Setangkai Jiwa’ FAM  Indonesia, 2015

  3. Novel ‘ Anggrek Jingga di Persimpangan’ FAM Indonesia, April 2016

  4. Novel ‘Ludruk dalam Selempang Lakon’ Sembilan Mutiara, April 2017

  5. Novel ‘ Garuda Bumi Panji’ Sembilan Mutiara, February 2019  

  6. Buku Puisi Tunggal ‘Lembar Munajad’ GMB Indonesia 2020

  7. Novel ‘Lafadz Candu Perindu’ IMP 2022

Karya Bersama:

  1. Puisi ‘Senyum Pertiwi’ terangkai dalam puisi’Pada Batas Tualang’ FAM Indonesia 2015

  2. Puisi ‘Malaikat Jiwa’ dalam kumpulan puisi’Penitis Jiwa’, Desember 2016

  3. Cerpen ‘Sakramen Hati’Selendang Mayang (Short stories from around the world) kumpulan cerpen penulis wanita ASEAN, Juli 2017

  4. Puisi ‘Bunda dalam Kelam’ terangkai dalam antologi sketsa wajah ibu (Canvas of Unconditional Love), penulis wanita ASEAN, 2017

  5. Puisi ‘Penebus Moksa’ Antologi puisi 1000 guru ASEAN Menulis puisi, rekor MURI bersama rumah seni Asnur, 2018.

  6. Puisi’Memintal Doa Pada Seutas Benang Emas’ terhimpun dalam antologi Sajak Cinta Untuk PANEROKA, November 2019.

  7. Puisi ‘Gerhana’ terpilih sebagai 100 puisi terbaik ASEAN 3 IAIN Purwakerto, February 2020.

Serta beberapa karya puisi dan cerpen dalam kegiatan antologi lainnya.




Posting Komentar

0 Komentar