005

header ads

Puisi : Hari Baru dengan Catatan Usang | Piet Yuliakhansa

 

Hari Baru dengan Catatan Usang | Piet Yuliakhansa

 

Kau lihat negeri separuh kebenaran

Dari kacamata awam ia berujar

Aku lapar, di mana harus sembunyi

Tuangkan emas dan berlembar kekayaan

Ditambah lagi kekuasaan

Selama kursi tak berubah kusir

 

Sebentar, aku juga ingin menikmati debur molek pantai 

Yang bisa kusinggahi kapan saja

Hempasan ombak pada karang-karang yang teraniaya

Boleh jadi harus bersumpah

Tapi nalar tak lebih baik dari imajinasi

Maka kutemukan satu bahasa paling suci

Jadilah diri sejati tanpa peduli kepentingan orang lain

 

Jangan kira luput dari waspada

Selama upeti kuberi semua akan baik-baik saja

Mereka akan sangat berterima kasih

Dan menjilat tangan yang berlumur angkara

menjadi persembahan semesta 

O putra putri tercinta

Kemesraan hanya terwujud bila tidak ada pengetahuan yang menjelajahi 

Tubuh-tubuh moralitas

Sekali menindas sepi

Kutukan mati berkali-kali

 

 

April 2022

 

 

 

 

 

 

Piet Yuliakhansa. Perempuan puisi, lahir di Jakarta 1 Juli. Sempat bergabung di Teater Zat (1997), Teater Castra Mardika UKM UNJ (1997-sekarang), Komunitas Teater Kampus atau KOTEKA (1999), Teater Baru (2012), Teater Hijau 51 (2017), dan Teater i (2019).

Puisinya terhimpun dalam berbagai antologi antara lain; Antologi Puisi Penyair Nusantara Jakarta dan Betawi (2021), Nyanyian Hujan (2021) dan Jejak Waktu (2022).

Email : piet.yuliakhansa@gmail.com

FB : Piet Yuliakhansa

WA : 087875251035

 


Posting Komentar

0 Komentar