005

header ads

Puisi Akhmad Sekhu Gemetir Penyair

 


 

Pada kata-kata yang tercipta menguarlah deritanya

Ia menuliskan tak sekedar hanya menuliskan saja

Dari dalam relung renungan, terbentang kenyataan

Ia tak bisa menjadi raja, meski hanya fantasi belaka

Impian-impiannya telah terjepit berlipat kenyataan pahit

Tak seperti orang lain yang begitu sangat gampangnya

Berlomba jadi raja, juga idola-idola yang dilombakan

 

Pada kata-kata yang tercipta menguarlah gelisahnya

Ia memaparkan tak sekedar hanya memaparkan saja

Dari permukaan lamunan, terpampang harapan

Ia tak bisa apa-apa, selain hanya mendekap kesunyian

 

Pada kata-kata yang tercipta, ya ia hanya bisa berkata-kata

Sementara kenyataan hidup sudah jauh melebihi kata-kata

Gambaran dan tayangan sudah begitu banyak bertebaran

Dari mata bathinnya, terpancarlah kesadaran yang hampir karam

Ia tak berharap apa-apa, selain diri selamat dari pesona fatamorgana

 

Pengadegan, Pancoran, Jakarta Selatan, 2022

 

 

Akhmad Sekhu lahir 27 Mei 1971 di desa Jatibogor, Suradadi, Tegal, Jawa Tengah. Puisinya telah tersebar di berbagai buku antologi bersama. Buku puisi tunggalnya; Penyeberangan ke Masa Depan (1997), Cakrawala Menjelang (2000), Memo Kemanusiaan (manuskrip). Novelnya: Jejak Gelisah (2005), Chemistry (2018), Pocinta (2021). Kumpulan cerpennya “Semangat Orang-Orang Jempolan” (siap terbit).

 


Posting Komentar

0 Komentar