005

header ads

HNN Puisi : Devy Rianita Hanifah

 

Riwayat Jala yang Menangkap Payah

Oleh: Devy Rianita Hanifah

 

/1/

Dari sudut pelupuk kesah, sekala ada pandang yang menangkap riuh sedan di kerut durjanya. Mencelik muram di antara celah jala pemantik payah. Pun tak jarang jua menanam ribuan tanya pada padat engapnya ruang kepala; meski nyalar menyapa lingkap terbusung ombak nasib petaka.

 

/2/

Pada awalnya, malam merenggut paksa lelap rebahnya dari atas tapang kepasrahan. Menggalas nasib purba yang deras mengalir di tiap nadi genetika. Serupa sepuh dahan yang mematah terganti getah, lantas membanjur tubuh pokok tempat di mana awal meramu suram.

 

/3/

Di tanah pesisir, katanya, batu dan karang adalah ranum harta bumi bahari. Menyumpal pekik tampik kaum maritim atas segala cerabih tanpa bukti. Sebab saban hari, nyatanya, payah suah mengait jala, pemantik —getir. Melarung diri, memeluk hampa udara di antara getah-getah nasib.

 

/4/

Setiba terik memungkas perjalanan menanam angan di selasar layar, hari telah meniti pedih. Meraup sezarah pundi pembelit nyeri murba. Mencipta tanya nan kian menggema di ruang kepala. Bilamana batu dan karang dapat dengan nyata menjadi harta pemungkas derita?

 

Klaten, 4 April 2022

 

 

Biodata Narasi:

 

Devy Rianita Hanifah, gadis 18 tahun asal Klaten, Jawa Tengah. Siswi kelas akhir yang sesekali aktif menulis puisi. Beberapa judul puisinya memperoleh gelar juara di berbagai perlombaan tingkat nasional, antara lain sebagai juara 1 Lomba Biosphere 4 cabang sastra cipta puisi yang diselenggarakan oleh Fakultas Biologi UGM, juara 1 LCPN Piala Wakil Gubernur Jawa Tengah event oleh KMNU Universitas Diponegoro dalam rangka peringatan harlah yang ke-7, dll. Salam kenal dan salam literasi, ya!







 

Posting Komentar

0 Komentar