005

header ads

Puisi Sami’an Adib

CINTA MENCIUTKAN NYALI


            : bagi diana kholidah


 


Fajar terkapar. Aroma keringat tajam menguar


Di antara lipatan sampir. Yang semalam sempat tertukar


Bergegas engkau keluar kamar. Membawa keping-keping syukur


Sebelum memeriahkan ritmis irama dapur


Menyiapkan menu sebelum kami didera lapar


 


Pagi mulai rekah. Keriuhan pun tiba-tiba pecah


Di antara beragam tingkah polah. Permainan para bocah


Mengacak-acak seisi rumah. Menjadikan daerah paling kumuh


Tapi dari celah bibirmu tak pernah menyembur sedesah keluh


Meski tubuhmu bermandikan peluh


 


Cinta adalah gulita. Terngiang katamu suatu ketika


Sempat kumenerka. Mungkin karena aku belum membuatmu bahagia


Tapi setelah kucerna. Kutemukan tafsir-tafsir makna sebenarnya


Betapa mencintaimu menyebabkan nyaliku kehilangan nyala


Sebab aku benar-benar tak berani melangkah sendiri tanpa


Belai lembut jemarimu yang kerap menjelma garis-garis peta


 


Jember, 2022


 

Sami’an Adib, lahir di Bangkalan tanggal 15 Agustus 1971. Alumni Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember (Unej).  Prestasi kepenulisan antara lain: pernah memenangkan Juara I Lomba Cipta puisi Gus Dur yang diselenggarakan Pelataran Sastra Kaliwungu, Juara I Cipta Puisi Nasional Kategori Pendidik, Nyalanesia. Puisi-puisinya terpublikasikan di beberapa media cetak dan on line. Antologi puisi bersama antara lain: Ensiklopegila Koruptor, Puisi Menolak Korupsi 4 (Forum Sastra Surakarta, 2015), Ije Jela Tifa Nusantara 3 (2016), Negeri Awan (DNP 7, 2017),  Negeri Bahari (DNP 8, 2018), Gus Punk (2019),  Negeri Pesisiran (DNP 8, 2019), Perjalanan Merdeka (2020), Narasi Bait Waktu (2021), Neng Ning Nung Nang (2021), Mata Air Air Mata (2021),  Berguru pada api (2022), dan lain-lain. Aktivitas sekarang selain sebagai tenaga pendidik di sebuah Madrasah juga bergiat di LESBUMI  Jember.



Posting Komentar

0 Komentar