005

header ads

Puisi Riswo Mulyadi

SESAAT DI LINGKARAN PENTAS EBEG BANYUMASAN


 


irama kendang, saron, kenong, bonang dan gong meracik gendhing


ricik-ricik, gudril, blendrong, sekar gadhung, waru dhoyong eling-eling


silih berganti menyihir telinga tanpa jeda


sesaji bunga-bungaan, pisang raja, pisang mas, kelapa muda, jajanan pasar menggoda mata indang


 


muda-mudi bercelana panjang dilapisi kain batik sebatas lutut, berkacamata hitam,


mahkota dan sumping


di pergelangan tangan dan kaki gelang-gelang kerincingan


melenggok ikuti irama gamelan


saling berhadap-hadapan, saling menggelengkan kepala


mundur beberapa langkah, maju sesaat


saling bertemu, menggelengkan kepala


memberi isarat tanpa kata


 


asap mengepul, dupa sang penimbul


penari mabuk di atas kuda


‘mendem’ janturan


memakan beling,


melahap sesaji


 


o, kuda lumping yang kautunggangi


adalah nafsumu yang kau kendali


darinya lahir keindahan ritmik tarian jiwa


 


o, para penunggang kuda


ayo pacu kudamu ke medan laga


musuh yang sesungguhnya telah siaga


kendali kudamu agar tak liar


 


gending sudah suwuk


gong sudah ditabuh


istirahatlah


nikmati air kelapa hijau


di atas gawar


 


kembali ke diri

mendemmu,

jangan membuatmu lupa bahwa kau tetaplah manusia

eling!


 


Karanganjog, 28 Pebruari 2022



Riswo Mulyadi – Aktif di Komunitas Literasi Blakdhen Gumelar, Banyumas, Jawa Tengah.


Buku kumpulan puisi tunggalnya Gigir Bukit Sinawing (2017) Aktif menulis Geguritan Bahasa Banyumasan. Tinggal di Banyumas.


 


Fb : Riswo Mulyadi WA 082225907168



Posting Komentar

0 Komentar