Puisi Wilda Hurrya - negerikertas.com

INFO ATAS

Negeri Kertas adalah bank data karya para penulis 6 negara serumpun bahasa, jejak karya anda tercatat abadi di situs ini, karya yang sudah dimuat tidak bisa dihapus lagi, dan semoga karya anda mendapat Anugerah Negeri Kertas.

Jaringan Penulis dan Pembaca

Website Sastra dan Seni Budaya yang Terpercaya sejak 2015

24 Feb 2022

Puisi Wilda Hurrya

 Tubuh-Tubuh di Rumah Temaram


Oleh: Wilda Hurriya



Bayi lima bulan menyesap air susu ibu yang mengering


terkuras luka batin dari akar dusta dan berbagi tubuh


lelaki yang dibanggakan, sumber benih dan darah


dari ketiga anak lucu tak berdosa



Redup hati seorang istri dan ibu


memalamkan rumah yang temaram


rengekan bocah merindu pelukan ayah


yang tak jua pulang, tak reda kembali


tersesat di rimba gairah 


jingga membara di belahan dada



kaki-kaki kecil berlarian


menuju bingkai pintu yang mulai lapuk


digerogoti rayap asa


hanya ada angin menyapa angan


debu harapan menempel pada keringat basi


mata-mata lugu mengemis kasih


pada cerita manis yang tertinggal di bumi kenangan



Mampukah gemerlap lampu kota


membagi cahaya ke celah rumah


karena suami dan ayah itu


tak lagi menanya perihal tagihan listrik


lilin pun melelehkan nyawa bayangan



Sanggupkah tubuh-tubuh lemah 


di rumah temaram itu


menggapai bintang dan menyerap sinar


menerangi sudut ruangan yang berlumut


memberi energi untuk sapa mentari


membeli susu dan sarapan roti



Jakarta, 24 Februari 2022



Wilda Hurriya. Berdomisili di kabupaten Bogor, Jawa Barat. Saat ini sudah menerbitkan 10 buku antologi cerpen dan puisi. Puisi-puisinya bisa dilihat di blog pribadi wildahurriya.com.


kontak WA 081398066635 FB: Wilda Hurrya



INFO BAWAH

Cara kirim tulisan ke Negeri Kertas: Tulis karya anda berupa PUISI/CERPEN/ARTIKEL + BIODATA narasi + FOTO penulis atau GAMBAR ilustrasi, semuanya dalam SATU LAMPIRAN email file Ms Word. Bagian paling atas bertuliskan JUDUL KARYA + NAMA PENULIS. Kirim ke email nkertas@gmail.com
Rek BNI 1046160850 | Walidha Tanjung