005

header ads

Puisi Sukma Putra Permana

 KOTAGEDE 

(episode 4, Dua Windu Pasca Lindu)

 

 

Berjalan ke arah timur melintasi jembatan. Terik siang menyentak ubun-ubun tersengat. Air sungai perlahan mengalir ke selatan. Keruh kecoklatan menjadi semacam pengingat. Luka kota tersayat dalam kenangan. Ketika dahulu ia terguncang dahsyat.

Di halaman bekas Wisma Proyodanan yang dahulu dihancurkan keras hentakan. Kau duduk di bawah rimbun pepohonan. Menikmati segelas es teh jeruk nipis segar melegakan. Diiringi sayup-sayup merdu suara gending klangenan. Tak lagi terngiang suara-suara tangis dan rintihan. Tak lagi teringat tahun-tahun dalam keprihatinan.

Sesampainya di Pasar Legi dalam gerah keramaian. Tiada peduli musim wabah tak khawatir pula ancaman penularan. Mencicipi gurih, manis, dan legit bermacam jajanan. Ada kipo, kembang waru, legomoro, serta beraneka kudapan. Dan setelah berpeluh keluar-masuk belanja hingga kelelahan. Kuseruput dingin es dawet dengan jongkok di tepi jalan.

 

 

JOGJA 2021/2022

(Karya: Sukma Putra Permana)

 

 

 

BIODATA RINGKAS:

Sukma Putra Permana lahir di Jakarta tahun 1971. Giat berproses kreatif sebagai penulis puisi dan editor naskah buku di Komunitas Belajar Menulis Yogyakarta. Banyak terlibat dalam penerbitan buku-buku antologi bersama. Buku puisi tunggalnya: Sebuah Pertanyaan Tentang Jiwa Yang Terluka (2015) dan Dia Yang Terjatuh Di Rimba Dunia Ketika Satu Sayapnya Patah (2021). Sekarang tinggal di Bantul, D.I.Yogyakarta. WA: 081392018181, Surel: sukmaputrapermana1@gmail.com, FB: Sukma Putra Permana, IG: @suputrapermana


Posting Komentar

0 Komentar