SATU JAWABAN UNTUK BANYAK PERTANYAAN
Apakah hidup dimulai dari mata air?
Dari yang seharusnya rahasia, ia memancar
Menyibak gelap dengan hasrat yang kalap
Namun sekarang kita sama tahu
Layar-layar virtual elok mempertunjukkan desir
Atas nama fantasi, imaji yang sarat nilai-nilai seni
Cinta, katamu selembut beledu, dan segalanya melewati
Batas. Kini api tak menunggu berasap, menyala
Di mana pun tungku pasrah atau bergairah
Apakah hidup dimulai dari cahaya?
Saat matahari lewat sepenggalah, sebagian besar
Makhluk masih tergulung selimut lelap
Kenanglah cahaya ledakan yang menyisakan
Lubang. Hati manusia di mana-mana geronggang
Dan engkau dengan mudah tersesat dalam kelam
Jalan yang kauciptakan sendiri. Lorong panjang
Keputusasaan, setelah letih mencari satu jawaban
Dari ribuan pertanyaan yang kauseru-serukan
Apakah hidup dimulai dari suara?
Dengarlah janjimu sebelum keluar pintu. Tercatat
Dalam artefak sunyi yang akan ditagih pada
Hari kebangkitan dan—juga atau—perhitungan
Betapa sibuk kaugemakan suara-suara ke kiri, pun
Ke kanan. Terdengar atau terngiang. Menjelma
Ribuan jawaban untuk satu pertanyaan yang
Sungguh sederhana: Siapakah engkau?
Merunut sia-sia sampai muasal tak terhingga
Apakah hidup dimulai dari kekosongan?
Seperti mata yang buta oleh kilau dunia pertama
Tabula rasa yang belum terisi asam dan basa
Kecuali nyali ayah dan kasih bunda. Sebelum meletus
Pertengkaran mereka, kembali mencari tahu:
Siapakah engkau? Apakah hidup dimulai
Dari ditetapkannya waktu sebelum ruang?
Mereka saling mencari dan hilang ditelan ilusi
Apakah hidup dimulai dari jawaban?
Untuk ribuan tanya yang tegak menjelma hutan
Untuk jutaan tanya yang berhimpun sebagai samudra
Apakah hidup dimulai dari pertanyaan?
Kalau benar: inilah sebuah awal
Jakarta, Februari 2022
Kurnia Effendi lahir di Tegal, 20 Oktober 1960. Menulis di media massa pertama kali tahun 1978. Hingga kini telah menerbitkan 25 buku aneka genre (puisi, cerpen, esai, novel, dan memoar). Penghargaan yang diterima antara lain: 5 besar Khatulistiwa Literary Award (kumcer Kincir Api, 2006), penghargaan sastra Badan Bahasa (kumcer Anak Arloji, 2013), anugerah pustaka terbaik 3 bidang puisi Perpustakaan Nasional (Mencari Raden Saleh, 2019). Dua buku terbaru yang terbit: Pangeran dari Timur (novel, 2020, ditulis bersama Iksaka Banu), Setelah Lima Belas Kabisat (kumpulan puisi, 2021). Tinggal dan bergiat di Jakarta. Dapat ditemui melalui email: kurnia_ef@yahoo.com dan WA 0811859603
0 Komentar
Andai bisa klaim Honor untuk karya puisi dan cerpen yang tayang sejak 1 April 2024