005

header ads

PUISI HUMAM S. CHUDORI

RINDUKU TAK PERNAH BEKU


-: Nduk K.


 


aku ingin berenang dalam kolam cintamu


agar capai bahagia namun yang terjelma diri terluka


aroma neraka membahana penuh cinta palsu


hanya karena bertaruh sepasang sepatu


menghentak menyadarkan diri akan sikap dungu


mungkin terlalu mengharap cinta yang abadi aku


 


tak pernah terbayangkan jika suatu ketika


ada perubahan wacana tentang cinta


dengan beribu definisi membingungkan


padahal cinta adalah soal rasa


yang sulit diurai dengan sejuta sajak


atau diterangkan dalam selaksa puisi


bahkan dalam karya sastra terpanjang


tuk ungkapkan gelisahku padamu


 


wahai perempuan yang sulit kutemui


adakah engkau juga mengerti


cintaku padamu


bukan semata-mata syahwati


bukan sekadar karena birahi


tapi,


aku mencintaimu karena cinta itu sendiri


karena engkau wanita dan aku lelaki


 


wahai kekasih sejatiku


ajari aku ubah kekalahan jadi kebahagiaan


dengan kejujuran cinta


cintaku sudah memviralkan manteranya.


di hati kita berdua.


hatiku selalu meneriakkan namamu


karena rinduku tak pernah beku


 


yang menentukan kematian tuhan


yang memberi pengobatan dokter


yang mengorbankan nyawa kesatria


yang mencairkan rindu kekasih sejati.


 


 


Tangerang, 28 Februari 2022


 


***


 


 


 


BIONARASI


Humam S. Chudori, lahir di Pekalongan  12 Desember 1958. Menempuh Pendidikan SD, SMEP Negeri, SMEA Negeri (semua di Pekalongan). Selama duduk di SMEA mendapat bea siswa dari Gubernur KDH Jawa Tengah. Beberapa kursus pernah diikutinya a.l. Mengetik, Bahasa Inggeris, Tata Buku (Bon A1, A2, B), APM A dan B, Dasar-dasar Manajemen Umum, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, dll.


Setelah hijrah ke Jakarta, melanjutkan pendidikan ke Sekolah Tinggi Publisistik – STP, Jakarta (kini IISIP – Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik) mengambil jurusan Jurnalistik.


Baru berani memublikasikan tulisannya ke media massa tahun 1984. Karyanya dalam bentuk buku (kumpulan cerpen) a.l: Dua Dunia, Barangkali Tuhan Sedang Mengadili Kita, Percakapan Malam Hari, Perkawinan, dll. Novelnya yang telah terbit a.l.: Ghuffron, Bukan Hak Manusia, Sepiring Nasi Garam, Sobrun Jamil, Rezeki, Berlibur di Desa, dan Hijrah. Kumpulan sajaknya Perjalanan Seribu Airmata. Bukunya yang lain (non fiksi): Liku-liku Perkawinan, Membuat Tempat Tidur Sehat, Membuat Kerajinan dari Tripleks, serta Modul Mendongeng dan Menulis Kreatif (ditulis bersama Gito Waluyo).


Puisi, cerpen, dan artikelnya selain dimuat di media massa juga terkumpul dalam beberapa buku antologi a.l: Sketsa Sastra Indonesia, Menatap Publik, Empat Melongok Dunia, Catatan Perjalanan KSI, Rumah yang Berkabung, Semalam di Pesantren, Kota yang Bernama dan Tak Bernama, Berbisik Pada Dunia, 1550 Mdpl Kopi, Antologi Puisi Indonesia 1997, Alumni Munsi, Batik si Jelita, Mengalir di Oase Matahari Cinta Samudera Kata, Kejernihan Cinta, Gelombang Maritim, Jejak Kata, Buitenzorg, Senandung Wareng di Ujung Benteng, Ije Jela, Sail Cimanuk, Kristal-kristal Diha, Sepasang Camar, Resonansi Indoensia, Tifa Nusantara 2, Jakarta dalam Puisi Mutakhir, Gemam Desau dan Esai, Bordir Umayah, Seratus Puisi Qurani 2016, Bukit Kapur dan Reruntuhan ke Tujuh, dll.


Riwayat kepenulisannya juga tercatat dalam Buku: Apa dan Siapa Penyair Indonesia, Leksikon Kesusastraan Indonesia Modern Edisi Baru susunan Pamusuk Eneste (Djambatan, 1990) Leksikon Sastra Jakarta – Sastrawan Jakarta dan Sekitarnya (DKJ dan Bentang Budaya, 2003),  Leksikon susastra susunan Korie Layun Rampan, ensiklopedia penulis sastra Indonesia di Provinsi Banten, serta Leksikon susastra terbitan penerbit lainnya


Tinggal di Pondok Maharta, Blok B-22 No. 7, Pondok Kacang Timur, Tangerang Selatan – 15226. Tlp/ wa 089652019832. Email: hoesanchu@gmail.com


Akun face book  humam s. chudori



Posting Komentar

0 Komentar